Urus Visa Kerja Dinilai Hambat Kegiatan Investasi

jpnn.com, BATAM - Badan Pengusahaan (BP) Batam mengatakan kebijakan imigrasi dinilai mempersulit kegiatan industri di Batam, Kepri.
Untuk itu, BP menilai pemerintah pusat harus segera membenahinya.
"Ketika perusahaan ingin mendatangkan pekerja asing untuk memperbaiki mesin, maka urus visanya tak mudah," ujar Deputi V BP Batam, Gusmardi Bustami, Kamis (21/9).
Dia menjelaskan lebih lanjut ketika mesin produksi rusak, maka perusahaan akan mendatangkan teknisi asing untuk memperbaiki. Permasalahannya adalah untuk bisa mengurus visa kerjanya mencapai tiga bulan lamanya.
"Untuk mendatangkan teknisi asing saja bisa tiga bulan lamanya. Padahal kegiatan industri tidak bisa berhenti selama itu," ungkapnya lagi.
Bentuk pengawasan terhadap tenaga kerja asing juga dianggap terlalu berlebihan."Ketika ada tiga TKA dan dua satu diantaranya cuti sehingga dua diantaranya berperan rangkap menggantikannya. Disini pengawasan imigrasi ketat sekali," ujarnya.
Sedangkan, Deputi Bidang Perniagaan dan Industri Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Eddy Putera Eddy mengatakan masalah ini akan didata terlebih dahulu untuk kemudian disampaikan ke Presiden.
Dia juga meminta kepada pelaku usaha di Batam untuk melaporkan masalah dalam tata niaga dan investasi kepada Kelompok Kerja (Pokja) IV dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
Badan Pengusahaan (BP) Batam mengatakan kebijakan imigrasi dinilai mempersulit kegiatan industri di Batam, Kepri.
- 30 WN Vietnam Ditangkap, 2 Kapal Ikan Ilegal Diamankan di Perairan Indonesia
- Pemerintah Perlu Mengambil Langkah Konkret Untuk Mendorong Masuknya Arus Investasi Asing
- Gubernur Jateng Tawarkan Langsung Investasi kepada 100 Investor dari 5 Negara
- Jangan FOMO Investasi Emas, Sebelum Tahu Soal Ini
- Pembangunan Jateng Andalkan Investasi, Gubernur Ahmad Luthfi: Tingkatkan Pelayanan
- Prabowo Sebut Pemerintah Qatar Bakal Investasi USD 2 Miliar untuk Danantara