Seusai Disindir Arya Sinulingga, Ahok Kena Semprot PKS, Jleb

Mulyanto mengingatkan saat ini Pertamina punya tugas berat untuk menekan impor BBM termasuk gas LPG, yang selama ini menyumbang signifikan bagi defisit transaksi perdagangan, khususnya sektor migas.
Pertamina juga harus melaksanakan transformasi pemanfaatan energi fosil menjadi energi yang lebih bersih melalui strategi transisi energi.
"Jadi ketimbang bising di media atau berpolemik dengan kementerian BUMN, yang merupakan induknya, Ahok lebih baik fokus mendorong pembangunan kilang GRR Tuban," beber Mulyanto.
Mulyanto menyebutkan hampir 25 tahun sejak pengoperasian RU (Refinery Unit) VII Kasim di Papua 1997, maka praktis tidak ada pembangunan kilang baru Pertamina.
Pertamina berencana menambah dua kilang baru, yakni Kilang GRR Tuban dengan kapasitas terpasang 300 ribu bph (barel per hari) dan Kilang Bontang. Namun, realisasinya belum meyakinkan. Pembangunan Kilang Tuban terus molor, Sedang pembangunan Kilang Bontang dibatalkan.
"Dari total enam kilang yang ada dihasilkan BBM sebanyak 850-950 ribu bph," ungkap Mulyanto.
Dengan kebutuhan BBM hari ini yang sebesar 1,6 juta barel, maka praktis kekurangannya sebesar 800 ribu bph dipenuhi dari impor.
"Pada akhirnya, mendominasi defisit transaksi migas kita sebesar USD 7 miliar pada 2020," tegas Mulyanto. (mcr10/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Basuki Tjahja Purnama atau Ahok baru-baru ini disindir oleh Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga. Pascasindiran itu PKS juga angkat bicara.
Redaktur & Reporter : Elvi Robia
- Sidang Parlemen Dunia, Jazuli Juwaini: RI Terus Berjuang Dukung Kemerdekaan Palestina
- Pertamina Energy Terminal Pastikan Jaga Keandalan Pasokan BBM dan LPG
- Kesiapan Posko Mudik BUMN Sambut Arus Balik di Bandara Soetta, Ada Beragam Fasilitas
- Jelang Arus Balik di Maluku, Pertamina Cek Ketersediaan dan Kualitas BBM di Ambon
- Kejagung Dinilai Perlu Telisik Pengadaan Minyak Mentah di Indonesia
- Pertamina UMK Academy Berhasil Bawa Ribuan Produk UMKM Go Global