Usai Mencoblos di Yogyakarta, Prof Mahfud: Agak Repot
jpnn.com, SLEMAN - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Moh Mahfud MD menggunakan hak pilihnya di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 105 Sambilegi Lor, Maguwoharjo, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Rabu (17/4). Mahfud yang mendatangi TPS bersama keluarganya menilai pemungutan suara Pemilu 2019 lebih ribet ketimbang pesta demokrasi sebelumnya.
Menurut Mahfud, proses pemungutan suara berjalan lancar. Petugas di TPS tempatnya mencoblos juga dibekali pengetahuan memadai.
Baca juga: Prof Mahfud Sudah Tentukan Capres Pilihannya, Ini Pesannya buat Milenial
“Yang berbeda dengan pemilu sebelumnya, agak repot penghitungan bisa sampai pagi. Karena surat suara banyak, terus (dalam memilih) banyak calon yang belum dikenal harus berpikir dan mencari satu per satu membayangkan rekam jejak,” katanya.
Pakar hukum tata negara itu mengaku sempat mengumpulkan keluarganya sebelum beranjak ke TPS. Tujuannya adalah memberikan briefing kepada tiga anaknya terlebih dahulu.
Namun, Mahfud tak mau memberitahukan calon presiden ataupun calon anggota legislatif pilihannya kepada anak-anaknya. “Ini demokrasi, silakan pilih sendiri-sendiri,” katanya. Baca juga: Netralitas Mahfud
Selepas mencoblos, Mahfud berencana ingin menghabiskan waktu bersama keluarga. Tokoh asal Madura itu mau menikmati suasana jalan-jalan di Yogyakarta yang tengah lengang.
“Setelah ini saya mau jalan-jalan saja melihat kelengangan kota. Mau lihat warung-warung ada yang buka atau tidak,” tuturnya.(jpc/jpg)
Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Moh Mahfud MD menilai pemungutan suara Pemilu 2019 lebih ribet ketimbang pesta demokrasi sebelumnya.
Redaktur & Reporter : Antoni
- Putusan Mardani Maming Sesat Hukum, Mahfud Md: Kejaksaan Harus Buka Lagi Perkaranya
- Kepala BPJPH Mewajibkan Label Halal ke Barang yang Dijual, Mahfud: Itu Salah
- Disemprot Mahfud soal Undangan Kementerian untuk Acara Pribadi, Mendes Yandri Kaget
- Undang Kades ke Acara Pribadi Pakai Surat Berkop Kementerian, Yandri: Saya Baru Jadi Menteri
- Disentil Mahfud MD soal Surat Menteri untuk Acara Pribadi, Yandri Susanto Bereaksi Begini
- Keras! Wanto Anggap Surat yang Diterbitkan Yandri Susanto Bentuk Abuse of Power