Usai Pembantaian Houla, Giliran Bombardir Hama
Selasa, 29 Mei 2012 – 06:26 WIB
Rusia dan Tiongkok, yang sebelumnya telah dua kali memveto resolusi DK PBB terkait upaya bertindak lebih keras atas Syria, mendukung resolusi kali ini. Dua negara itu mengutuk keras pembantaian di Houla, tetapi mereka juga meminta agar pasukan Assad tidak disalahkan.
"Kami merasa sangat shock atas banyaknya korban jiwa warga sipil di Houla dan mengutuk keras pembunuhan atas warga biasa, khususnya perempuan dan anak-anak," tegas Jubir Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Tiongkok Liu Weimin.
Sementara itu, Utusan PBB dan Liga Arab untuk Syria Kofi Annan tiba di Damaskus kemarin untuk berbicara langsung dengan Assad dan sejumlah pejabat Syria lainnya. "Secara pribadi, saya terkejut dan merasakan ngeri terkait insiden yang terjadi di Houla dua hari lalu. Tragedi itu merenggut nyawa banyak orang tidak bersalah, anak-anak, perempuan, dan pria," ujar Annan di Damaskus kemarin.
Dia meminta kepada semua pihak yang berkonflik dan memegang senjata agar menghentikan pertumpahan darah. "Pesan damai ini bukan hanya untuk pemerintah, tapi juga semua orang yang memegang senjata," serunya.
DAMASKUS - Aksi kekerasan di Syria yang dilakukan pasukan pemerintahan Presiden Bashar al-Assad ternyata terus terjadi. Sehari setelah pembantaian
BERITA TERKAIT
- Trump Bakal Menghukum Petinggi Militer yang Terlibat Pengkhianatan di Afghanistan
- Bertemu Sekjen PBB, Prabowo Tegaskan RI Dukung Penguatan Pasukan Perdamaian di Palestina
- Joe Biden Izinkan Ukraina Pakai Rudal Jarak Jauh AS untuk Serang Rusia
- Presiden Prabowo Mengungkapkan Kerinduannya
- Prabowo: Indonesia Dukung Energi Terbarukan & Pengurangan Emisi Karbon
- Prabowo Bertemu Sekjen PBB di Brasil, Ini yang Dibahas