Usai Penyerangan, Tiga Juta Kopi Majalah Charlie Hebdo Siap Diterbitkan

Surat kabar Liberation mengatakan tim dari Charlie Hebdo tetap bekerja sejak hari Jumat (09/01), untuk membuktikan "bahwa Charlie Hebdo tidak mati."
Luz mengatakan setelah penyerangan, Charlie Hebdo dijadikan sebagai sebuah simbol.
"Media mengubah dengan signifikan dari kartun yang biasanya dianggap dunia sebagai majalah amatiran," ujar Luz. "Majalah amatiran ini malah menjadi simbol nasional dan internasional. Tapi yang dibunuh adalah orang-orang yang membuat kartun, bukan kebebasan berbicara."
Majalah yang telah berusia 44 tahun ini selalu dikenal memecah tabu, dengan kartun-kartunnya yang provokatif pada semua agama, kejadian, dan sejumlah orang-orang ternama.
Distributor majalah, MLP, rencananya hanya ingin mencetak 1 juta kopi saja dari edisi terbaru, tetapi permintaan dari Perancis dan luar negeri sangat besar.
Markas majalah sendiri masih dijadikan tempat kejadian perkara, sehingga para staff bekerja dengan pinjaman peralatan dari harian Le Monde, sementara urusan lainnya mendapat bantuan dari media lain baik di Perancis maupun luar negeri.
Charlie Hebdo sebelumnya hampir bangkrut, sebelum penyerangan. Tetapi sejak mendapatkan ketenaran beberapa hari terakhir ini, seolah mendapatkan kemenangan dengan dukungan dari pemerintah Perancis.
Dengan insiden penyerangan, majalah ini pun telah jadi simbol nasional kebebasan berekspresi di Perancis.
Halaman depan terbaru dari majalah Charlie Hebdo telah dirilis. Dalam sampul terlihat pria berbaju dan memakai sorban, diduga sebagai penggambaran
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya