USD Berjaya, Rupiah Diprediksi Lanjutkan Pelemahan
"Ini dipengaruhi, keputusan Kongres AS untuk menyetujui stimulus fiskal Joe Biden sebesar USD 1,9 triliun dan kuatnya data ekonomi AS pada Februari," jelas Mikail.
Selain itu lanjut dia, imbal hasil (yield) obligasi AS tenor 10 tahun kemungkinan stabil di level 1,42 persen hari ini. Hal ini karena didorong sentimen para pelaku pasar yang percaya, yield obligasi AS naik terlalu cepat di saat inflasi di AS masih cukup rendah.
"Serta kuatnya sinyal dari The Fed untuk terus mempertahankan tingkat suku bunga rendah. Hal itu berdampak positif pada USD," papar Mikail.
Dari sisi eksternal, USD masih memiliki tantangan karena dipengaruhi data Markit Manufacturing AS pada Februari, di mana data final mengalami sedikit perlambatan menjadi 58,6 dibandingkan Januari sebesar 59,2.
Pada Senin (1/2) lalu, Rupiah ditutup melemah 20 poin atau 0,14 persen ke posisi Rp14.255 per USD dari posisi penutupan hari sebelumnya Rp14.235 per USD.(antara/jpnn)
Kurs rupiah pada Selasa (2/3) diprediksi masih terus melemah dipicu berbagai faktor dalam dan luar negeri. Simak selanjutnya.
Redaktur & Reporter : Elvi Robia
- Rupiah Hari Ini Makin Ambyar Terpengaruh IHK Amerika
- Sentimen Negatif Trump Bikin Rupiah Hari Ini Ambrol 62 Poin
- Efek Pemangkasan Suku Bunga The Fed, Rupiah Hari Ini Cerah
- Donald Trump Menang, Indonesia Perlu Waspadai Fluktuasi Pasar
- Donald Trump jadi Presiden AS Alamat Bahaya Buat Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
- Terdampak Kabar Aktivitas Bisnis Amerika, Rupiah Ditutup Ambrol 63 Poin