Usia 26 Tahun Sudah Berpenghasilan Rp 9 Miliar Lebih
Dari jawaban atasannya tersebut, Merry pun berhitung. ”Saya menggunakan logika. Kalau bekerja di perusahaan, dengan gaji 2500 dolar Singapura (SGD), dipotong pajak, bersihnya sekitar 2 ribu dolar, untuk biaya hidup sekitar se ribu dolar. Sisa seribu belum memberi ke orang tua, membayar utang-utang. Penghasilan ini amat sangat berbeda dengan impian saya.
Hal itulah yang membuka pikiran saya tapi saat itu saya tidak tahu harus ngapain,’’ tukas peraih penghargaan StarClub President itu. Setelah berdiskusi dengan Alva, Merry merasa hanya ada dua pilihan dalam hidup. ”Satu, mengerjakan seperti yang dilakukan oleh kebanyakan orang-orang. Aku akan lulus kuliah lalu bekerja kantoran.
Mungkin mimpiku nggak bisa langsung tercapai dengan cepat. Aku nggak bisa seambisius seperti itu. Aku harus merendahkan mimpiku. Dua, tetap berpegang teguh dengan mimpiku, bahwa aku ingin mencapai kebebasan finansial di usia muda. Aku harus melakukan hal yang ber beda daripada yang dilakukan orang-orang kebanyakan.
Jika orang lain bekerja kantoran, maka aku tidak melakukan hal itu,’’ tuturnya. Setelah itu, ibu dari Alvernia Mary Liu dan Alvian Mark Liu ini rajin mengumpulkan informasi dan ikut seminar-seminar. ”Saya ikuti seminarnya Bill Gates dan dengan susah payah akhirnya bisa foto bersama. Ini momen yang tidak terlupakan buat saya,’’ tandasnya.
Bahkan dalam moment ulang tahun ke 20nya, di tengah keterbatasan dan desakan untuk tetap semangat Merry membuat sebuah resolusi. membuat sebuah resolusi. ”Saya membuat resolusi ketika ulang tahun ke-20. Saya harus punya kebebasan finansial sebelum usia 30. Dengan kata lain, harus jadi orang sukses.
The lowest point in my life mem buat saya ingin mewujudkan mimpi tersebut,’’ kata wanita yang baru saja terpilih sebagai brand dari Zalora itu. Akhirnya setelah lulus kuliah, Merry memutuskan untuk berbisnis sendiri. Financial consultant menjadi pilihannya. Keputusan tersebut sempat ditentang orang tuanya. ”Dulu orangtua saya tidak setuju. Lalu saya telpon mama, minta limit tiga bulan.
Kalau tidak berhasil, saya akan mengikuti apapun keinginan orangtua tapi kalau berhasil jadi pembuktian saya bagi orangtua. Dan itu mampu saya buktikan baik bagi diri sendiri maupun orangtua,’’ papar peraih penghargaan Nanyang Outstan ding Young Alumni Award. Keberanian Merry mengejar mimpi mengharuskannya berada di luar zona nyaman.
Keputusan itu diambilnya berdasarkan keinginan untuk terus berkembang. Sebab, berada di zona nyaman membuat segala hal mudah ditebak. Memulai usahanya di Singapura, kala itu Merry harus terjun sendiri ke lapangan demi membagi-bagikan brosur. Pengalaman ditolak dan dicemooh orang tidak membuatnya berhenti untuk terus bekerja dengan keras.
Muda dan sukses, dua kata tersebut sangat melekat pada perempuan yang biasa disapa Miss Merry itu. Nama Merry Riana kini dikenal sebagai motivator
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408