Ustad Nur Boyong Keluarga ke Jakarta
Senin, 01 Agustus 2011 – 08:08 WIB

Ustad Muhammad Nur Maulana. Foto: Fajar/JPNN
Gaya seperti kali pertama dia tunjukkan kepada siswa kelas VII SMP. Ilmu agama yang dia timba di Pesantren An-Nahdlah, Makassar, membuatnya percaya diri untuk memberikan ceramah. Caranya berdakwah yang suka memperagakan suatu cerita dengan gerakan-gerakan lucu sempat membuat dia dipandang sebelah mata oleh teman-temannya.
Namun, dia cuek. Sebab, gaya seperti itu justru membawa keuntungan tersendiri. Saat mengajar di TK, SD, dan SMP, anak-anak justru senang dengan gayanya yang dianggap gaul itu. Nah, gaya itu terbawa hingga kini. Dia juga sempat diprotes jamaahnya saat berceramah di suatu masjid. "Saya jelaskan bahwa gaya saya memang seperti itu. Beruntung, mereka bisa menerima materi ceramah saya," ucapnya.
Bentuk protes lain yang pernah dia terima adalah dikempiskannya ban motor serta diambilnya busi motor miliknya oleh seseorang. Gara-gara itu, dia harus mendorong motor hingga puluhan kilometer.
Putra keempat pasangan Maulana dan Masyita itu tidak mau memperpanjang kontroversi seputar style-nya berdakwah. Dia lebih suka membicarakan masalah materi yang akan dibawakan selama Ramadan. Bisa jadi, tahun pertama sebagai ustad seleb di acara Ramadan menjadi pertaruhan karirnya ke depan. "Karena itu, saya mempersiapkan segala sesuatunya sendiri," terangnya. Itu dilakukan karena dia harus bisa membawakan materi dengan tegas dan lugas.
Para penceramah ini termasuk laris tampil di acara TV selama Ramadan. Ada wajah baru, tapi ada juga wajah lama. ---------------------- RAMADAN tahun
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu