Ustaz Hidayat: Jangan Menyangsikan Kesetiaan Warga Sumbar pada Pancasila
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid menyayangkan adanya pihak-pihak yang menyangsikan kesetiaan warga Sumatera Barat khususnya orang Minang terhadap Pancasila dan NKRI. Sebab, kenyataannya banyak tokoh asal Minang yang terlibat aktif dalam upaya-upaya kemerdekaan.
Sebut saja Mohammad Hatta, M Yamin dan KH Agus Salim. Ketiganya merupakan tokoh asal Sumbar yang terlibat aktif melahirkan dasar dan ideologi Pancasila. Menurut Hidayat, pihak-pihak yang meragukan kecintaan warga Minang terhadap Pancasila sebagai orang yang kurang membaca sejarah.
Karena itu, agar tidak menimbulkan keresahan baru dia mengajak mereka untuk mempelajari peran dan kiprah orang Minang dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
“Mohammad Yamin dan KH Agus Salim merupakan anggota Kelompok Sembilan yang diketuai Bung Karno dan menghasilkan Pancasila 22 Juni. Pancasila 22 Juni adalah hasil kompromi antara kelompok agamis dan nasionalis dalam menentukan dasar dan ideologi negara,” kata Hidayat.
Pernyataan itu disampaikan pimpinan MPR yang beken disapa dengan panggilan Ustaz Hidayat, saat menjadi narasumber pada acara Sosialisasi Empat Pilar kerja sama MPR RI dengan Yayasan Mutiara Quran Minangkabau (MQM).
Acara tersebut berlangsung di Aula Hotel Pagaruyung Kota Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar, Sumbar, Senin (5/10). Ikut hadir pada acara tersebut anggota MPR Fraksi PKS Sidi Hermanto Tanjung. Sedangkan Ustaz Hidayat mengikutinya secara daring dari Jakarta.
Selain itu, kata Hidayat, Mohammad Hatta adalah tokoh yang menerima keberatan masyarakat Indonesia Timur terkait bunyi sila pertama Pancasila 22 Juni atau yang biasa disebut Piagam Jakarta. Bahkan Hatta jugalah yang mengajak diskusi tokoh tokoh Islam, untuk membahas keberatan itu. Dari hasil diskusi itulah lahirlah Pancasila 18 Agustus yang dipakai hingga saat ini.
Sementara itu, katanya, ada juga tokoh Minang yang berjasa mengembalikan NKRI seperti yang dicita-citakan Proklamasi 17 Agustus. Dia adalah M Natsir, ketua Fraksi Partai Masyumi DPR RIS. Berkat Mosi Integral M Natsir yang disampaikan di hadapan sidang paripurna DPR RIS pada 3 April 1950, NKRI disepakati untuk kembali digunakan, menggantikan Republik Indonesia Serikat.
Jelang Pilkada serentak 9 Desember 2020, politikus yang juga biasa disapa dengan inisial Ustaz HNW ini mengingatkan bahwa kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 bukan untuk menyengsarakan rakyat. Karena itu, mengajak bangsa ini untuk tidak menjual murah kedaulatan yang dimiliki. Jangan sampai hak suara milik masyarakat ditukar dengan sembako atau iming-iming uang lainnya.
HNW mengatakan pihak yang meragukan kecintaan warga Minang pada Pancasila kurang paham sejarah.
- Eddy Soeparno Bicara Peran Strategis Prabowo untuk Dunia Islam Saat Bertemu Sekjen OKI
- Refleksi Akhir Tahun, BPIP Komitmen Jaga dan Kuatkan Pembinaan Ideologi Pancasila
- Di Silaknas ICMI, Muzani: Prabowo Ratusan Kali Ingatkan Bahaya Perpecahan Bagi Bangsa
- Jubir Kementrans: Calon Transmigran Gunungkidul Sudah Diberangkatkan ke Sumbar
- Waka MPR Ajak Komunitas Peduli Lingkungan Kolaborasi Atasi Perubahan Iklim
- Ibas: Toleransi, Kasih Sayang, dan Kesehjahteraan Bisa Tangkal Radikalisasi