Ustaz Jabrix, Preman Berdarah Dingin yang Tobat Usai Mendengar Tausiah Perampok Insaf

Ustaz Jabrix, Preman Berdarah Dingin yang Tobat Usai Mendengar Tausiah Perampok Insaf
Sri Mulyono alias Ustaz Jabrix (kiri). Foto kanan, Ustaz Jabrix saat mengisi tausiah di Masjid Al Mukaromah Banyuanyar. Foto: DOK PRIBADI - Radar Solo

Di awal 2000-an, Sri Mulyono mendapat hidayah.

Suatu ketika, dia berniat salat Zuhur berjemaah di Masjid Agung Surakarta.

Dia berjalan kaki sejauh tiga kilometer dari rumah ke masjid.

Usai salat, dia mendengar tausiah tentang perampok yang tobat dan menjadi seorang ulama.

Dari kajian itu, muncul keinginan Sri Mulyono untuk hijrah.

Dunia hitam perlahan ditinggalkan. Awalnya berat. Karena dia justru dijauhi teman-temannya.

“Namun, saya bertahan, hingga akhirnya pada 2012 ada titik terang. Itu ketika saya ditunjuk jadi panitia penggalangan dana pembangunan Masjid Al Anshor di Kalangan, Jagalan, Solo,” katanya.

Sejurus kemudian, Sri Mulyono mulai memperdalam ilmu agama. Dia memutuskan kuliah di usia 46 tahun. Di dua tempat sekaligus.

Ustaz Jabrik dahulu sarapan sabu-sabu, sekarang mengajari anak-anak membaca Al-Qur'an.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News