Ustaz RP Cabuli Santri, Begini Nasibnya Sekarang, Semoga Tobat
jpnn.com, KAYUAGUNG - Pengadilan Negeri Kayuagung menjatuhkan vonis 7 tahun penjara terhadap Ustaz RP, 19, terdakwa kasus pencabulan santri salah pondok pesantren di Kayuagung, Kabupaten OKI.
Selain divonis 7 tahun penjara, Ustaz RP juga didenda Rp 2 miliar, dan subsidair 6 bulan penjara. Putusan itu lebih ringan dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) yang menuntut terdakwa 8 tahun penjara.
“Terdakwa melanggar Pasal 82 Ayat 1, 2,4, Jo Pasal 76 huruf E UU No 17 Tahun 2016 tentang Penetapan PRU Tahun 2016, perubahan kedua atas UU No 23 Tahun 2002, dan Perlindungan Anak Jo Pasal 65 Ayat 1 KUHP dengan ancaman 15 sampai 20 tahun,” ungkapnya.
Sementara itu, terdakwa belum memutuskan apakah menerima putusan tersebut atau mengajukan banding. “Saya mohon keringan yang mulia,” ucap terdakwa.
Sebelumnya, RP ditangkap Satreskrim Polres OKI berdasarkan laporan dari orang tua korban pada Rabu (17/11/2021) sekitar pukul 12.00 WIB. RP dijemput di Ponpes tempat dia mengajar.
Modus pelaku dalam melakukan aksinya ialah dengan cara memanggil korban dan seolah-olah santrinya telah melakukan kesalahan karena tidak mengenakan sarung, sehingga harus menerima hukuman.
Baca Juga: Aipda Supri & Bripka Dedi Dapat Penghargaan dari Kapolda, Brigpol As Langsung Dipecat
Setelah itu, para korban disuruh untuk membuka baju dan celana mereka hingga terjadi pencabulan. Kemudian, pelaku membuat video lalu mengancam korban, jika tidak mau video akan dikirim ke pimpinan Ponpes. (*/palpos)
Pengadilan Negeri Kayuagung menjatuhkan vonis 7 tahun penjara terhadap Ustaz RP, 19, terdakwa kasus pencabulan santri salah pondok pesantren di Kayuagung, Kabup
Redaktur & Reporter : Budi
- Eddy-Riezky Komitmen Hapus Pungli dan Hadirkan 'Satu Desa 5 Sarjana' di Sumsel
- 36 Orang di Sumsel Meninggal Akibat DBD, Waspada!
- Video Narapidana di OI Diduga Berpesta Narkoba di Sel Viral, Ini Kata Kadivpas
- Ganesha Operation Bekali Siswa Sumsel Menghadapi Seleksi Masuk Perguruan Tinggi yang Ketat
- Sanksi Pidana Menanti Kades & Lurah yang Melanggar Netralitas di Pilkada 2024
- Eddy Santana-Riezky Aprilia Dorong Pemerataan Pembangunan di Sumsel