Usung Perdamaian, Digalang 'Seruan Pontianak'

Usung Perdamaian, Digalang 'Seruan Pontianak'
Usung Perdamaian, Digalang 'Seruan Pontianak'
Dinilai pula, kelemahan penegakan hukum, policy pemerintahan yang kurang bermutu serta ketiadaan upaya mencari kebenaran dan keadilan, membuat kekerasan berakar makin dalam di kawasan ini.

Akibatnya, banyak warga Kalimantan Barat menekankan simbol-simbol etnik, adat dan budaya secara tidak proporsional: Dayak, Jawa, Madura, Melayu, Tionghoa dan sebagainya. Bila ada persoalan kriminal biasa, orang menggesernya jadi persoalan kelompok etnik atau agama.

Para peserta seruan meliputi sarjana, termasuk Dr. Chairil Effendy, rektor Universitas Tanjungpura, Haitami Salim, ketua STAIN Pontianak.

Dr. Gerry van Klinken, seorang peneliti dari Royal Netherlands Institute of Southeast Asian and Caribbean Studies di Leiden, Belanda, juga ikut mendukung seruan. Termasuk, politikus Frans Tshai dari Partai Demokrat juga ikut dalam seruan tersebut.

PONTIANAK- Hari ini, tiga media cetak terkemuka di Kalimantan Barat, menerbitkan iklan satu halaman penuh, yang berisi seruan perdamaian antaretnis

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News