Usut Keterlibatan Pemda, DPD Turunkan Tim ke Bima
Senin, 26 Desember 2011 – 19:04 WIB
Irman pun meminta rakyat harus memahami tugas-tugas aparat kepolisian. Kalau memang mau melakukan demonstrasi, kata dia, maka rakyat harus paham dan mengikuti aturan. "Polisi tidak boleh keras dan rakyat juga tidak boleh anarkis. Polisi harus berpihak kepada rakyat karena polisi adalah alat negara yang dibiayai oleh rakyat,” tegasnya.
Baca Juga:
Irman mengatakan soal usulan status status Polri diletakkan di bawah Kementerian Dalam Negeri atau Kejaksaan Agung, tidak menjadi isu penting. Namun, kata Irman, yang lebih penting justru bagaimana konsolidasi dalam meningkatkan citranya di masyarakat.
Kata dia, selama ini reformasi di tubuh Polri tidak berjalan sesuai dengan harapan masyarakat. "Tapi kita juga harus akui ada perubahan-perubahan dan peningkatan kinerja Polri,” pungkasnya.
Seperti diketahui, tiga pengunjuk rasa dari Front Rakyat Anti Tambang (FRAT) yang tewas di Sape, Bima, Nusa Tenggara Barat, Sabtu (24/12). Mereka adalah Arief Rahman (19), Syaiful (17), dan Ansyari (20) yang tewas akibat tembakan peluru yang diduga dari aparat keamanan.
Informasi yang dihimpun, Ketiga korban bersama para pengunjuk rasa lainnya, menutup jalur lalu lintas ke Pelabuhan Sape sejak 20 Desember 2011. Mereka menuntut pencabutan SK Bupati Bima Nomor 188 Tahun 2010 tentang izin pertambangan PT Sumber Mineral Nusantara (SMN) dan pembebasan seseorang berinisial AS, tersangka pembakaran kantor Camat Lumbu yang terjadi pada 10 Maret 2011 dan telah diserahkan ke kejaksaan. (boy/jpnn)
JAKARTA - Tak ingin berlama-lama, DPD langsung menurunkan tim untuk melihat langsung dan mencari sebab kerusuhan di Pelabuhan Sape, Bima, Nusa Tenggara
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Nilai IKIP Kaltim Meningkat, Masuk Tiga Besar Nasional
- Yorrys Raweyai: DPD Akan Mengawal Proses Pembangunan PIK 2 Tangerang
- BPMK Lanny Jaya Diduga Potong Dana Rp 100 juta dari 354 Kampung
- Kipin Meraih Penghargaan Utama di Temasek Foundation Education Challenge
- Sri Mulyani: Setiap Guru adalah Pahlawan yang Berkontribusi Besar bagi Kemajuan Indonesia
- Kerugian Negara Hanya Bisa Diperiksa BPK, Ahli: Menjerat Swasta di Kasus PT Timah Terlalu Dipaksakan