UT Buka Akses Pendidikan Tinggi Seluas-luasnya Bagi Pekerja Migran

UT Buka Akses Pendidikan Tinggi Seluas-luasnya Bagi Pekerja Migran
Rahmat Budiman, S.S., M.Hum., Ph.D., Wakil Rektor Bidang Pengembangan Institusi dan Kerja Sama Universitas Terbuka (UT) dalam upacara penyerahan ijazah wisudawan UT Singapura. Foto tangkapan layar zoom

jpnn.com, SINGAPURA - Universitas Terbuka (UT) memberikan akses seluas-luasnya kepada para pekerja migran Indonesia (PMI) untuk membekali diri dengan kemampuan mumpuni menyongsong tantangan dunia kerja yang makin kompleks. Bekal ini dinilai penting, apalagi di tengah pesatnya kemajuan teknologi informasi dewasa ini.

"Sebagai institusi pendidikan tinggi terbuka dan jarak jauh milik pemerintah, kami membuka akses yang seluas-luasnya bagi para PMI untuk meningkatkan kompetensi melalui program bekerja sambil kuliah agar mereka memiliki daya saing dalam kompetisi global," tutur Rahmat Budiman, S.S., M.Hum., Ph.D., Wakil Rektor Bidang Pengembangan Institusi dan Kerja Sama Universitas Terbuka (UT), dalam upacara penyerahan ijazah wisudawan UT Singapura secara daring, Minggu (13/3).

Diharapkan, saat PMI kembali ke Indonesia, mereka memiliki kompetensi yang unggul sehingga bisa berkontribusi dalam menyiapkan generasi emas 2045 di daerah masing-masing. Generasi emas ini sekaligus menandai usia seabad Republik Indonesia dan dicirikan oleh dua fenomena penting yaitu kemampuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) serta memiliki kompetensi yang mumpuni.

"Itu sejalan dengan visi UT untuk menjadi institusi pendidikan yang berkualitas dunia dan menghasilkan lulusan yang kompeten menghadapi perkembangan dunia kerja," terang Rahmat. 

Dikatakannya, jumlah mahasiswa UT di luar negeri saat ini mencapai 2.303 orang sebagian besar adalah PMI, dan 149 orang mahasiswa berada di Singapura. Jumlah tersebut dinilai masih sangat kecil jika dibandingkan dengan data jumlah PMI yang berada di luar negeri. 

Berdasarkan data badan perlindungan pekerja migran Indonesia, tercatat bahwa sampai Mei 2021 jumlah PMI yang berada di luar negeri sekitar 1,8 juta orang. 

"Karena itu saya mengharapkan mahasiswa UT di Singapura yang sudah lulus dan mendapatkan kesempatan diwisuda pada hari ini agar dapat mengajak teman-teman lainnya untuk bergabung dan kuliah di UT," kata Rahmat Budiman.

Ditambahkannya, UT sebagai pionir pendidikan jarak jauh selalu menyesuaikan perkembangan dan kemajuan TIK untuk meningkatkan pelayanan pendidikan. Tidak saja efektif dari sisi teknologi, tetapi juga bermakna bagi peserta didik. 

Universitas Terbuka atau UT membuka akses seluas-luasnya bagi pekerja migran untuk mendapatkan pendidikan tinggi untuk meningkatkan kompetensinya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News