Utak-Atik Anggaran, Maju-Mundur Ibu Kota Nusantara

"Perkiraan kasarnya, dari total dana sebesar Rp466 triliun yang dibutuhkan, (pembiayaan dari) APBN hanya sekitar Rp89,4 triliun. Lalu KPBU dan swasta Rp253,4 triliun, sementara BUMN serta BUMD Rp123,2 triliun," kata Juri dalam siaran Pers KSP.
Bila hitungan ini belum berubah, maka per hari ini anggaran IKN dari APBN telah melebihi alokasi anggaran semula.
Tidak cukup untuk menjadikan IKN kota yang optimal
Akademisi dan peneliti dari Nanyang Technological University (NTU) Singapura, Dr Sulfikar Amir, menilai komitmen anggaran yang diumumkan pemerintahan Prabowo Subianto tidak cukup untuk membangun IKN.
"Saya khawatir 2028 itu tidak terlalu banyak progres dari apa yang akan diselesaikan," tutur Sulfikar.
Sebagai perbandingan, ia mencatat sejumlah proyek yang berhasil dibangun dari anggaran sebesar Rp89 triliun sepanjang 2022-2024.
"Yang pertama, istana yang sangat menghebohkan, empat bangunan Kemenko, satu plasa seremoni yang akan dibongkar karena tidak simetris dengan sumbu kebangsaan, 12 tower ASN dan beberapa gedung lain, jalan tol yang baru sepertiganya selesai, lalu bandara, beberapa fasilitas umum dasar, dan multi-utility tunnel yang kurang dari sepertiganya."
"Jadi kalau kita lihat, anggaran [hampir] Rp90 triliun ini habis hanya untuk membangun wilayah yang sangat kecil."
Sulfikar menjelaskan, kawasan IKN yang dibangun dengan anggaran APBN setara dengan Jakarta Pusat ditambah dengan kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.
Sempat tak jelas, nasib Ibu Kota Nusantara akhirnya menemui titik terang setelah pemerintahan Prabowo Subianto mengumumkan anggaran yang dialokasikan untuk lima tahun ke depan
- Dunia Hari Ini: Gempa Bumi Berkekuatan 6,2SR Mengguncang Turkiye, 150 Warga Luka-luka
- Tentang Hari Anzac, Peringatan Perjuangan Pasukan Militer Australia
- DPR & MenPAN-RB Fokus Pemindahan ASN ke IKN, Honorer Kecewa
- Kemendagri Beber Alasan Penunjukan Balikpapan Jadi Tuan Rumah Peringatan Hari Otda 2025
- Dunia Hari Ini: Vatikan Umumkan Tanggal Pemakaman Paus
- 'Nangis Senangis-nangisnya': Pengalaman Bernyanyi di Depan Paus Fransiskus