Utamakan Dokter Umum, Pasien Tak Boleh Langsung ke Spesialis
Senin, 21 Desember 2009 – 01:08 WIB
Selain itu, ia juga telah menginventarisasi infrastruktur kesehatan yang kurang di berbagai kota/kabupaten, kemudian menarik garis besar langkah apa yang harus diperbaiki ke depan. "Akhirnya, masukan apa yang kami berikan kepada pemerintah juga amat penting," ujar pria campuran Jakarta-Jogjakarta itu.
Prijo meyakini, jika sistem rujukan berjenjang dijalankan, otomatis akan terpetakan berapa kebutuhan tenaga medis di Indonesia. Termasuk berapa kekurangannya, serta jumlah fakultas kedokteran yang harus dibangun untuk menambah defisit tenaga medis tersebut.
Karena itu, target jangkat pendek IDI, kata Prijo pula, adalah mendorong Depkes untuk menyepakati sistem pelayanan kesehatan berjenjang. "Bisa dimulai dari RS pemerintah dulu, baru nanti RS swasta mengikuti," ujar pria kelahiran 11 Maret 1958 tersebut.
Program keduanya, adalah mendukung upaya pemerintah mengimplementasikan UU No 40/2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Yaitu dengan memberlakukan sistem asuransi sosial itu tadi. Dalam hal ini, asuransi masyarakat yang tidak mampu ditanggung oleh pemerintah, sementara perusahaan menanggung asuransi karyawannya, sedangkan swasta oleh Jamsostek.
Sejak November lalu, dokter Prijo Sidipratomo menjadi pengendali organisasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Berbagai terobosan dalam hal pelayanan
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408