Utamakan Dokter Umum, Pasien Tak Boleh Langsung ke Spesialis
Senin, 21 Desember 2009 – 01:08 WIB

AMANAH - Prijo Sidipratomo, sang Ketua IDI periode 2009-2012. Foto: Titik Andriyani/Jawa Pos.
Prijo juga menginginkan adanya pemerataan tenaga di bidang kesehatan. Pemerataan itu menurutnya, harus berdasar kebutuhan. Misalnya, saat ini di Indonesia begitu banyak spesialis anak dan penyakit dalam. Padahal spesialis yang lain juga patut diperhatikan. Itu pulalah salah satu alasan Prijo saat memutuskan mengambil spesialis radiologi.
Waktu itu katanya, sekitar 1984, dirinya mendapat tugas praktek di Kapuas Tengah Pujon, Kalimantan Tengah. Saat bekerja di salah satu Puskesmas, Prijo menemukan seperangkat alat radiologi yang menumpuk dan berkarat lantaran tak pernah dipakai. Tak hanya itu, peralatan tersebut juga diselimuti sarang laba-laba.
"Saya pikir, kok di sini nggak ada dokter radiologi? Kalau begitu, bidang ini tidak diminati. Kemudian, saya pun berniat masuk ke bidang yang dianggap tidak menarik itu," kenangnya.
Padahal, saat itu Prijo sebenarnya sudah berencana ingin mendalami spesialis penyakit dalam. Namun lantaran miris melihat hal tersebut, keinginannya jadi berubah. Dia pun mengambil spesilais radiologi. Hingga pada 1989-1991, dia pun sempat menjadi Kepala Bagian Radiasi di RS Zainal Abidin, Banda Aceh, di mana ketika itu dia menjadi satu-satunya spesialis radiologi di kota tersebut.
Sejak November lalu, dokter Prijo Sidipratomo menjadi pengendali organisasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Berbagai terobosan dalam hal pelayanan
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu