Utamakan Stabilitas, BI Tahan Suku Bunga
Sepanjang Januari lalu, capital inflow sudah masuk ke Indonesia USD 2,2 miliar. Aliran dana tersebut juga terus berlanjut hingga Februari.
Menurut Perry, kondisi emerging markets seperti Indonesia memang sedang menjadi sasaran aliran dana asing.
Sebab, The Fed memberikan sinyal, meski kenaikan suku bunga acuannya bakal tak terlalu tinggi, normalisasi lewat jalur lain di luar suku bunga akan dilakukan.
BI pun memprediksi, The Fed hanya akan menaikkan suku bunga acuannya sekali tahun ini.
’’Pengurangan neraca keuangan The Fed akan dipercepat. Kalau mereka (The Fed), pengetatannya lebih rendah untuk suku bunga, tetapi lebih cepat melalui balance sheet reduction. Itu yang membuat dana asing banyak dialihkan ke negara-negara emerging, termasuk Indonesia,’’ lanjut Perry.
Ekonom BNI Ryan Kiryanto mengatakan, BI memang sebaiknya fokus pada stabilitas lebih dulu.
Toh, pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,17 persen tahun lalu masih cukup baik di tengah kondisi makroekonomi global yang penuh tantangan.
BI juga perlu mempertimbangkan sentimen Brexit serta perkembangan negosiasi AS dan Tiongkok terkait dengan perang dagang.
Suku bunga Bank Indonesia 7-Day Reverse Repo Rate (BI-7DRR) diputuskan tetap bertahan di level enam persen.
- Bea Cukai Beri Ruang Pelaku UMKM Promosikan Produknya di Atambua International Expo 2024
- Efek Pemangkasan Suku Bunga The Fed, Rupiah Hari Ini Cerah
- Bank Indonesia Perkuat Sinergi Keuangan Syariah di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global
- BI Dorong Ekosistem Halal Lifestyle untuk Kejar Potensi 2 Miliar Populasi Muslim Global
- Kemendag Apresiasi Rabu Hijrah dan BI atas Suksesnya Young Muslim Leader Forum
- Peradi Jalin Kerja Sama dengan BINS Untuk Beri Pembekalan ke Advokat