Utang Bakrie Gagal Bayar
Senilai Rp 144 M, Terkait Gadai Saham
Selasa, 18 November 2008 – 02:42 WIB

Direksi PT Bakrie & Brothers kiri kekanan : Yuanita Rohali (Direktur), Direktur Utama Nalinkant Rathod dan Sri Dharmayanti (Direktur & CS) saat memberikan keterangan berkaitan dengan Publik Expose Insidentil PT Bakrie & Brothers, Senin (17/11) di Wisma Bakrie Jakarta. Foto : M Ali/JAWA POS
Namun, Nalinkant menegaskan, yang menjadi kewajiban BNBR hanyalah repo kepada 10 institusi. ’’Sisanya bukan kewajiban kami. Kami tidak bisa bertanggung jawab pada hal-hal yang bukan kami lakukan,’’ tegasnya. Dalam paparan publik yang berlangsung pukul 14.30–16.00 tersebut, peserta tetap tak puas. Begitu acara berakhir, manajemen BNBR langsung keluar melalui pintu yang tidak bisa diakses publik.
Penjualan BUMI Bisa Batal
Dalam kesempatan itu, Direktur BNBR RA Sri Dharmayanti mengatakan, penjualan 35 persen saham BUMI kepada konsorsium Northstar Pacific yang perjanjiannya diteken 31 Oktober bisa batal. BNBR berencana menjual 35 persen saham BUMI atau setara 6,791 miliar lembar untuk menutup seluruh utangnya yang totalnya sekitar Rp 15 triliun.
Harga saham BUMI dalam transaksi itu dipatok USD 0,1914 per lembar. Dengan kurs Rp 10 ribu per USD, nilai per lembar saham BUMI seharga Rp 1.914. Harga itu jauh di atas harga saham BUMI yang kemarin ambles menuju level Rp 1.050 per lembar. ’’Bisa batal jika terjadi ketidakcocokan harga (price discrepancy). Karena itu, kita minta doanya semoga transaksi ini berhasil,’’ ujar Sri di kantornya, Senin (17/11).
JAKARTA – Nasib kelompok usaha Bakrie menggelinding bagai roda. Bila tahun lalu berjaya, saat ini banyak asetnya yang sirna. Bahkan, kini kerajaan
BERITA TERKAIT
- 165.466 Kendaraan Meninggalkan Jabotabek saat Libur Panjang
- Satgas Ramadan & IdulFitri Pertamina Dinilai Berhasil Memitigasi Lonjakan Permintaan BBM
- Pemda Diminta Jadi Motor Investasi dan Pemerataan Ekonomi
- PLN IP Siap Penuhi Kebutuhan Hidrogen Sebagai Energi Alternatif Masa Depan
- Estpos Hadir di Pontianak, UMKM Kalbar Siap Masuk Era Digital
- Masyarakat tak Perlu Ragu Bertransaksi Emas Secara Digital di Pegadaian