Utang Luar Negeri BUMN Makin Menumpuk
jpnn.com, JAKARTA - Sepanjang 2017, utang luar negeri BUMN telah mencapai Rp 453 triliun. Pada 2014, utang luar negeri BUMN tercatat Rp 382 triliun dan meningkat menjadi Rp 450 triliun pada 2015. Lalu, terjadi penurunan hingga menjadi Rp 425 triliun pada 2016.
Deputi Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN Aloysius Kiik Ro menyatakan, nilai utang tersebut masih relatif kecil jika dibandingkan dengan milik swasta maupun pemerintah.
’’Itu minimal 25 persen di-hedging (lindung nilai). Khususnya bagi BUMN yang posisinya terbuka. Artinya, dia pinjam dolar, tetapi revenue-nya bisa rupiah,’’ ujarnya di gedung DPR, Selasa (24/7).
Di tengah tertekannya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, utang dapat membebani keuangan BUMN. Pada 2017, komposisi utang luar negeri terbesar berasal dari pemerintah mencapai Rp 2.402,00 triliun. Utang luar negeri swasta Rp 1.881,00 triliun.
Beberapa BUMN pun telah kembali mencari utang dari luar negeri untuk pendanaan ekspansi perseroan. Misalnya, PT Inalum (Persero) yang tengah mencari utang luar negeri Rp 55,4 triliun untuk membiayai divestasi saham PT Freeport Indonesia.
Wakil Ketua Komisi VI DPR Azam Asman Natawijaya menuturkan, pihaknya mempertanyakan utang luar negeri BUMN yang terus membengkak. ’’Seperti Pertamina diberi penugasan seolah-olah subsidi. Jangan begini, makin banyak utangnya,’’ tegasnya. (vir/c14/oki)
Tumpukan utang luar negeri BUMN (badan usaha milik negara) dalam beberapa tahun ini terus membesar.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Kinerja BUMN Melesat di Tahun Ini, Dividen Tercapai 100% Senilai Rp 85,5 Triliun
- Kementerian BUMN Setorkan Dividen ke Negara Rp 85,5 Triliun, Optimistis Meningkat 2025
- Saham TLKM Anjlok, Telkom Butuh Penyegaran & Strategi Baru
- Pertamina Eco RunFest 2024: Carbon Neutral Event untuk Kampanye Sustainable Living
- Diikuti 12.300 Pelari, Pertamina Eco RunFest 2024 Sukses Digelar
- Puluhan Perusahaan Raih BUMN Branding & Marketing Awards 2024