Utang Menumpuk, Stres Berat, Kini Omzet Rp 200 Juta
Setelah basa-basi sebentar, Adang mengajak masuk ke studio musiknya.
Dia menunjukkan alat-alat musik dari bambu bikinannya. Mulai gitar melodi, bas, biola, dan drum yang ringnya juga dibuat dari bambu.
Dia juga memperlihatkan gitar tipe retro dan ekstrem. Bedanya, pada tipe retro, unsur bambunya masih terlihat.
Sedangkan tipe ekstrem sudah susah dibedakan dengan gitar elektrik pada umumnya. Sebab, serat bambu hasil laminasi hampir tak terlihat setelah dicat.
’’Tapi, tetap saja yang paling banyak dicari adalah tipe primitif,’’ ungkap pria kelahiran Bandung, 21 Februari 1974, itu.
Peminatnya tidak hanya dari dalam negeri, tapi banyak juga yang dari mancanegara.
Di antaranya, Meksiko, Belgia, Prancis, Yunani, Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Taiwan, Rumania, Slovenia, Malaysia, dan Filipina.
Meski laris manis, IBC konsisten hanya membuat masing-masing tiga gitar, bas, biola, dan drum tiap bulan.
Bambu bisa menjadi barang bernilai ekonomi tinggi. Bahkan, di tangan Adang Muhidin, bambu dikreasi menjadi alat musik modern.
- Tisu Bambu Putih Jadi Solusi Ramah Lingkungan dan Bebas Klorin untuk Perawatan Kulit
- Momentum Tol
- Pipa Pipih
- 2 Lelaki Sontoloyo Ini Nekat Curi Alat Musik di Gereja
- Tisu Bambu Ramah Lingkungan, Cocok untuk Kesehatan dan Kecantikan
- Donner Music Ekspansi Bisnis ke Asia Tenggara, Indonesia Masuk Target Market