Utilitas Terus Merosot Tertekan Investasi Baru

Utilitas Terus Merosot Tertekan Investasi Baru
Utilitas Terus Merosot Tertekan Investasi Baru
Dia menguraikan, bertambahnya pabrik baru terutama kepemilikan asing pun dirasa bakal menekan industri lokal. Bahkan ada investor asing yang sedang melakukan akuisisi terhadap pabrik dalam negeri. ’’Apalagi investor asing yang menanamkan modalnya tersebut sudah dapat jaminan memiliki pembeli tentu dampaknya ke industri lokal,’’ tukas dia.

Selain menghadapi persaingan yang ketat, industri karet juga menghadapi persoalan penyelundupan bahan baku. Menurutnya, sekitar 50 ribu ton bahan baku karet diselundupan ke Malaysia. ’’Selain merugikan negara, juga menekan industri dalam negeri yang kekurangan bahan baku,’’ kata dia.

Sementara itu, perkembangan volume ekspor komoditas karet Januari-Februari mengalami pertumbuhan sebesar 30,7 persen.  Yakni, naik dari periode 2010 lalu sebesar 309.700 ton menjadi 404.700 ribu ton pada 2011. ’’Sedangkan dari sisi nilai kenaikannya sampai 120,6 persen, dari USD 856,9 juta naik menjadi USD 1,890 miliar,’’ jelasnya.

Menurut dia kenaikan nilai yang signifikan tersebut karena harga karet mengalami peningkatan. Disebutkan, harga karet rata-rata pada dua bulan pertama 2010 lalu hanya USD 2,78 per kg. Sedangkan tahun ini meningkat 69,6 persen menjadi USD 4,67 kg. ’’Tahun ini kami memproyeksikan produksi karet nasional sebanyak 2,9 juta ton. Biasanya sekitar 16 persen dari produksi diekspor. Sisanya, untuk industri hilir dalam negeri seperti pabrik ban yang pertumbuhan industrinya cukup bagus,’’ ujar dia. (res)

JAKARTA - Persaingan industri hulu karet kian ketat. Masuknya investasi baru membuat jumlah pabrik pengolahan komoditas karet terus bertambah. Padahal


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News