UU Pangan Dianggap Tak Relevan Lagi
Senin, 25 Juli 2011 – 17:47 WIB

UU Pangan Dianggap Tak Relevan Lagi
Alasan lain melakukan revisi, lanjut Herman, karena UU Pangan sifatnya sangat umum. Selain itu, UU Pangan juga terlalu berorientasi keamanan. "Tapi belum ada aturan jelas dan tegas tentang ketahanan pangan," kata politisi Partai Demokrat itu.
Selain itu, persoalan yang mengatur masalah gizi dalam UU tersebut juga harus diubah. "Jika dulu (gizi) berorientasi kepada keluarga, sekarang pada individu," ungkapnya lagi.
Dalam kesempatan itu Herman juga mengatakan, dari revisi itu nantinya Badan Ketahanan Pangan Naik akan dinaikkan levelnya mejadi setingkat kementrian. Menurutnya, Badan Ketahanan Pengan yang levelnya hanya diketuai pejabat eselin I, ternyata juga tidak memiliki tugas dan fungsi jelas.
Harusnya, Badan Ketahanan Pangan bisa mengkoordinassi seluruh hal dan instansi teknis terkait ketahanan pangan dalam rangka memberikan kontribusi terhadap ketahanan pangan. "Makanya, dalam Revisi Undang-undang nomor 7 tahun 1996 tentang Pangan, kami keluarkan Badan Ketahanan Pangan menjadi lembaga setingkat kementerian. Supaya bisa mengkoordinasikan lintas sekotoral," ungkap politisi Partai Demokrat itu. (boy/jpnn)
JAKARTA - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Herman Khaeron menyatakan, sudah saatnya Undang-undang (UU) Nomor 7 tahun 1996 tentang Pangan direvisi. Pasalnya,
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Modernland Realty Pangkas Beban Utang Obligasi Luar Negeri Sebesar Rp1,7 Triliun
- Kementan Gelar Forum Komunikasi Publik Penerbitan Standar Pelayanan Produk PSAT
- Wamen Viva Yoga Dorong Kawasan Transmigrasi Berkontribusi dalam Swasembada Pangan
- PropertyGuru Indonesia Property Awards ke-11 Diluncurkan
- Nawakara Hadirkan Perlindungan Risiko Bisnis Lewat Solusi Keamanan Terintegrasi
- Update Harga Emas Antam Hari Ini, Jumat 18 April, Turun