UV Tinggi

Oleh: Dahlan Iskan

UV Tinggi
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Indro tidak mau menyebutkan lokasinya: di alam terbuka. Yang jauh dari penduduk. Desa terdekat sekitar 5 Km.

Baca Juga:

Di situlah drh Indro membuka petri dish. Cepuk lab yang kecil itu. Yang ukurannya sebesar tempat contact lens itu. Yang desainnya memang aman: dibuat khusus untuk menyimpan dan men-transport virus.

Cepuk itu masih pula dimasukkan kontainer pengaman.

Di tengah alam terbuka itulah drh Indro membuka tutup cepuk. Agar virus Covid-19 terpapar sinar matahari: lima menit.

Cepuk itu ia tutup kembali. Ia larikan ke lab: virus Covid-19 di cepuk itu mati semua.

Tentu saya tidak akan menceritakan detailnya: di lab mana, di alam terbuka mana, apakah saat itu ia pakai APD dan keterangan rinci lainnya. Biarlah ia menjadi peneliti yang tidak terganggu oleh masalah-masalah di luar ilmu pengetahuan.

Drh Indro yang pernah dua tahun menjadi asisten profesor peneliti virus di Australia itu meneruskan kajiannya: mencari literatur kadar sinar UV di seluruh dunia.

Dari kajiannya itu, Indro menyimpulkan: kawasan khatulistiwa mendapat sinar UV lebih tinggi. Terutama sampai 23,5 derajat di utara garis khatulistiwa. Yang 23 derajat di selatan khatulistiwa juga tinggi tapi tidak setinggi di utara garis.

Dulu pernah ada yang berteori Covid-19 tidak akan masuk Indonesia. Itu karena Indonesia negara tropis. Panas. Bukan negara dingin bersalju.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News