Vaginismus Ganggu Rumah Tangga
Menurut dia, semasa kecil sang ayah tidak memperbolehkan putrinya itu disentuh lelaki lain, kecuali jika telah menikah. Ternyata, doktrin itu berdampak lebih.
Hal serupa dialami seorang ibu rumah tangga, sebut saja Dewi. Namun, yang berbeda adalah penyebabnya. Perempuan 36 tahun itu mengalami vaginismus akibat trauma infeksi saat melahirkan anak pertamanya dua tahun silam.
Proses persalinan normal yang dijalaninya mengharuskan adanya jahitan pada jalan lahir. Sayangnya, jahitan itu malah membikin infeksi. ”Kalau infeksi, pasti sakit. Dia pun jadi trauma,” tambah dokter berdarah Ambon-Jawa tersebut.
Sejak itu Dewi tidak mau lagi berhubungan. Sebab, dia trauma bila harus melahirkan untuk kali kedua. Kejadian tersebut lantas meninggalkan bekas yang menyakitkan bagi Dewi. Berawal ketika persalinan pertama pada 2012, hingga Maret lalu suaminya tidak disentuh.
Namun, berkat kesabaran sang suami, Dewi lalu diajak menemui dokter. Dokter Astie yang sudah tujuh kali menanganinya kaget. Sebab, hampir dua tahun dia tak menjatahi suaminya.
Secara bertahap dan telaten, dia menerapkan teknik yang sama dengan forgiveness therapy. Dilanjutkan hypno lover yang juga diikuti si suami. ”Pasien akan diberi kata-kata positif untuk memotivasi,” terangnya.
Suami diajarkan melakukan hal serupa saat di rumah. Tujuannya, istri rileks, bersikap positif, dan termotivasi.
Selain itu, kunci keberhasilannya adalah komunikasi antara suami dan istri. ”Komunikasi dan sharing bikin keduanya lebih intim. Mereka juga bakal termotivasi untuk berjuang mengobatinya,” kata Astie