Vaksin COVID-19 Bisa Mengubah Genetik Manusia? Ini Penjelasan Pakar

Ia pun menekankan bahwa informasi yang salah justru malah menyebabkan kelompok yang paling berisiko menolak untuk divaksinasi.
"Hal ini akan menimbulkan risiko bagi pihak bersangkutan dan orang-orang tercintanya," katanya.
Kelompok relawan cek fakta tidak cukup besar untuk penuhi komunitas

Dr Alexandra Grey adalah seorang peneliti University of Sydney yang mempelajari efektivitas pesan pemerintah terhadap komunitas multikultural Australia.
Ia mengatakan informasi yang salah dalam bahasa tertentu dapat secara signifikan mempengaruhi kepercayaan publik terhadap informasi kesehatan.
"Khususnya dalam hal komunikasi tentang kesehatan, di mana perubahan perilaku diharapkan terjadi, kita ingin pembaca kita percaya pada apa yang kita katakan," ujar Dr Grey kepada ABC.
"Ini menjadi alasan lain mengapa kita perlu memakai bahasa yang berbeda-beda, sebanyak mungkin, untuk menjangkau kelompok-kelompok berbeda di Australia."
Menurutnya, tindakan ini akan menyampaikan "sesuatu yang baru dan simbolis berkaitan dengan inklusi dan kepercayaan".
Dalam Bahasa Inggris | Dalam Bahasa MandarinSaat warga Australia yang paling berisiko tertular virus corona sudah siap menerima vaksin, sejumlah pakar memperingatkan beredarnya informasi menyesatkan di jejaring sosial, termasuk di kelompok multikulturall
- Hoaks Titiek Puspa Meninggal Dunia, Inul Daratista Ungkap Kondisinya
- Lady Gaga Bakal Gelar Konser di Australia Akhir Tahun Ini
- Dunia Hari Ini: Tiongkok Akan 'Melawan' Tarif yang Diberlakukan Trump
- Dunia Hari Ini: Serangan Israel Tewaskan 32 Warga Gaza dalam Semalam
- Dunia Hari Ini: Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol Diturunkan dari Jabatannya
- Babak Baru Perang Dagang Dunia, Indonesia Jadi 'Sasaran Empuk'