Vaksin COVID-19 Bisa Mengubah Genetik Manusia? Ini Penjelasan Pakar
Ia pun menekankan bahwa informasi yang salah justru malah menyebabkan kelompok yang paling berisiko menolak untuk divaksinasi.
"Hal ini akan menimbulkan risiko bagi pihak bersangkutan dan orang-orang tercintanya," katanya.
Kelompok relawan cek fakta tidak cukup besar untuk penuhi komunitas
Photo: Dr Grey mengatakan Pemerintah Australia masih "tidak menggunakan infodemik" satu tahun setelah pandemi. (Koleksi pribadi)
Dr Alexandra Grey adalah seorang peneliti University of Sydney yang mempelajari efektivitas pesan pemerintah terhadap komunitas multikultural Australia.
Ia mengatakan informasi yang salah dalam bahasa tertentu dapat secara signifikan mempengaruhi kepercayaan publik terhadap informasi kesehatan.
"Khususnya dalam hal komunikasi tentang kesehatan, di mana perubahan perilaku diharapkan terjadi, kita ingin pembaca kita percaya pada apa yang kita katakan," ujar Dr Grey kepada ABC.
"Ini menjadi alasan lain mengapa kita perlu memakai bahasa yang berbeda-beda, sebanyak mungkin, untuk menjangkau kelompok-kelompok berbeda di Australia."
Menurutnya, tindakan ini akan menyampaikan "sesuatu yang baru dan simbolis berkaitan dengan inklusi dan kepercayaan".
Dalam Bahasa Inggris | Dalam Bahasa MandarinSaat warga Australia yang paling berisiko tertular virus corona sudah siap menerima vaksin, sejumlah pakar memperingatkan beredarnya informasi menyesatkan di jejaring sosial, termasuk di kelompok multikulturall
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Kemendes PDT Pastikan Info Rekrutmen Pendamping Lokal Desa 2024-2025 Hoaks
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan