Vaksin COVID-19 Sebabkan Gangguan Menstruasi? Simak Hasil Penelitian Uni Eropa Ini
jpnn.com, AMSTERDAM - Tak ada kaitan sebab-akibat antara vaksin COVID-19 dan gangguan menstruasi yang ditemukan sejauh ini, kata Badan Pengawas Obat-obatan Eropa (EMA) pada Jumat.
EMA mengatakan pihaknya telah meneliti kasus-kasus gangguan menstruasi yang dilaporkan setelah vaksinasi dan telah meminta lebih banyak data dari pengembang vaksin untuk memeriksa masalah tersebut.
Gangguan menstruasi bisa muncul karena berbagai sebab, dari stres dan kelelahan hingga kondisi medis yang mendasarinya seperti fibroid dan endometriosis.
Masih di hari yang sama, EMA juga merekomendasikan trombositopenia imun (trombosit darah rendah), pusing, dan tinitus (telinga berdenging) untuk dimasukkan sebagai kemungkinan reaksi yang ditimbulkan oleh vaksin dosis tunggal Johnson & Johnson (J&J).
Organ Uni Eropa tersebut menekankan manfaat vaksin J&J masih lebih besar dari risikonya.
Mereka menambahkan bahwa 1.183 kasus pusing dan lebih dari 100 kasus tinitus telah dianalisis untuk mencapai kesimpulan itu.
J&J belum memberikan tanggapannya.
Bulan lalu EMA memasukkan gangguan degenerasi saraf langka, Guillain-Barr syndrome (GBS), sebagai kemungkinan efek samping dari suntikan J&J.
Gangguan menstruasi bisa muncul karena berbagai sebab, dari stres dan kelelahan hingga kondisi medis, bagaimana dengan vaksin COVID-19?
- Hai Wanita, Kenali Penyebab Gangguan Menstruasi, Simak Info Penting dari IDI Ciamis
- Sebanyak 96 Mahasiswa Presentasikan Hasil Riset di Knowledge Summit
- Hasil Riset: Perokok Beralih ke Tembakau Alternatif Mengalami Peningkatan Kesehatan Gusi
- Apkasindo dan TSIT Jalin Kerja Sama Menyiapkan Petani Sawit Indonesia Hadapi EUDR
- Emmanuel Macron Sebut Uni Eropa Perlu Mempertimbangkan Kembali Hubungan dengan Rusia
- Uni Eropa & ChildFund International Ajak Masyarakat Bersatu Dalam Keragaman