Vaksin Gotong Royong Dimulai, Epidemiolog: Orang Sehat dan Tidak Bergejala Tidak Ada di Prioritas

Vaksin Gotong Royong Dimulai, Epidemiolog: Orang Sehat dan Tidak Bergejala Tidak Ada di Prioritas
Vaksinator menyuntikan vaksin COVID-19 saat saat vaksinasi COVID-19. (Supplied: ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/hp.)

"Ya gimana kita enggak sedih sih melihat narapidana koruptor sudah divaksinasi duluan?"

"Kekhawatiran utama saya [adalah] keluarga dan anak-anak saya. Saya enggak mau jadi spreader untuk keluarga ... apalagi penyebaran pandemi makin mendekat, lingkarannya makin mengecil. Sudah dua teman saya yang meninggal dunia karena COVID belakangan ini."

Kementerian Kesehatan mencatat 5.280 kasus baru pada Minggu (23/05), menjadikan total kasus COVID-19 di Indonesia hampir mencapai 1,8 juta dengan angka kematian total hampir menyentuh 50 ribu orang.

Lansia yang sudah menerima dua dosis vaksin masih di bawah 10 persen

Hanya 35 kilometer dari ibu kota Jakarta, tepatnya di Tapos, Depok, Jawa Barat, Legiyah, pensiunan berusia 66 tahun, masih menunggu giliran mendapat vaksinasi.

"Belum [divaksinasi]. Masih nunggu giliran. Sudah didata [oleh] RT sejak sebelum bulan puasa," tutur Legiyah.

Menurutnya, warga lansia di lingkungan tempat tinggalnya di Cilangkap, Kelurahan Tapos, Depok, belum ada yang menerima vaksinasi.

Ia mengaku tidak terlalu kesulitan saat mendaftar karena dilakukan secara kolektif oleh aparat Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) setempat.

Meskipun memiliki penyakit penyerta, pensiunan salah satu perusahaan farmasi ini mengaku sudah siap divaksinasi.

Menjadi masukan bagi Pemerintah Indonesia dari sejumlah pengamat kesehatan yang mengatakan program vaksinasi gotong royong seharusnya tidak bersifat ekslusif hanya untuk warga yang mampu membelinya

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News