Vaksin Gratis
Oleh Dahlan Iskan
Namun pikiran saya itu bubar. Presiden sudah menegaskan semuanya gratis.
Maka pertanyaan yang muncul setelah itu adalah: bagaimana cara menggilir yang gratis itu. Semua kita rela kalau tenaga medis dan pendukungnya mendapat giliran pertama.
Setelah itu akan muncul problem keadilan. Saya membayangkan pemerintah lagi sibuk mengatur pengelompokan masyarakat yang begitu banyak.
Memang persoalan terbesar bukan itu. Yang paling sulit adalah bagaimana Indonesia bisa dapat membeli vaksin itu dalam jumlah yang cukup.
Kapasitas pabrik vaksin tentu terbatas –dibanding kebutuhan. Apalagi yang sudah pasti mendapat izin baru Pfizer, Amerika. Yang memiliki dua pabrik: di Michigan dan Belgia.
Sedang Moderna, Sinovac, dan Sinopharm segera menyusul –hampir pasti.
Yang made in Rusia kelihatannya hanya untuk di sana. Sedang yang buatan Australia –dari University of Queensland– sudah resmi tidak diizinkan. Program vaksinnya sudah dibatalkan tiga minggu lalu. Yakni setelah diuji coba ternyata menimbulkan efek samping yang berbahaya. Yakni justru muncul seperti penyakit HIV.
Padahal saat ditemukan universitas itu sudah gegap gempita. Sebagai universitas yang terdepan dalam upaya penyelamatan umat manusia.