Vaksin Nusantara Masuk Jurnal Medis Internasional, Selamat untuk Dokter Terawan
jpnn.com, JAKARTA - Menemukan vaksin yang bisa bertahan lama dan efektif melawan virus dengan tingkat mutasi tinggi, seperti SARS-CoV-2 masih menjadi tantangan hingga saat ini.
Hal itu tertulis dalam artikel berjudul "Developing dendritic cell for SARS-CoV-2 vaccine: Breakthrough in the pandemic", yang dikirim ke Vaccines and Molecular Therapeutics, bagian dari jurnal Frontiers in Immunology dan diterbitkan pada Selasa, 6 September 2022.
Dalam artikel tersebut dituliskan, sejumlah vaksin yang telah tersedia mengalami penurunan efektivitas dan memerlukan pemberian booster.
Sebagai sel penyaji antigen profesional, Sel Dendritik juga bisa mengaktifkan sistem kekebalan tubuh, terutama sel T.
"Kemampuan ini membuat sel dendritik telah dikembangkan sebagai vaksin untuk beberapa jenis penyakit," demikian tulisan dalam jurnal tersebut, dikutip Rabu (7/9).
Artikel tersebut menjelaskan pembuatan vaksin yang berorientasi untuk menginduksi respons sel T yang kuat bisa dibentuk dengan memanfaatkan sel dendritik.
"Pada artikel ini, kami membahas dan menggambarkan peran sel dendritik dan sel T dalam patogenesis infeksi SARS-CoV-2 dan merangkum peran penting sel dendritik dalam pembentukan kekebalan sel T," sebut artikel itu.
Artikel tersebut disusun oleh eks Menteri Kesehatan, Prof Dr Terawan Agus Putrantio, peneliti utama Tim Vaksin Nusantara Kolonel dr Jonny Sp. PD, K.GH M.Kes, MM, CAPD; Raolian Irfon dan Enda Cindylosa Sitepu dari Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto, Jakarta, Indonesia.
Hasil uji klinis vaksin Nusantara kembali masuk ke dalam jurnal media internasional. Nama dokter Terawan terangkat.
- Menkes Dorong Kemandirian Produksi Vaksin Dalam Negeri
- Menkes Sebut Virus Mpox atau Cacar Monyet Tidak Mengkhawatirkan seperti Covid-19
- Video Eks Menteri Kesehatan Promosi Obat di Medsos, Jubir Terawan Bilang Begini
- Peduli Kesehatan Pekerja, VDNI Beri Vaksinasi Influenza Gratis
- Mengedepankan Kesehatan Pekerja, PT GNI Vaksinasi Ribuan Karyawan
- Kasus DBD Meningkat, Upaya Preventif Jadi Alternatif