Vaksin Sputnik V Siap Digunakan Untuk Vaksinasi Gotong Royong, Berapa Harganya?
jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah Federasi Rusia melalui RDIF (Russian Direct Investment Fund) menjalin kerja sama penyediaan vaksin di Indonesia dengan perusahaan farmasi nasional PT Pratapa Nirmala (Fahrenheit).
Direktur Marketing PT Pratapa Nirmala (Fahrenheit) John mengatakan pihak RDIF siap membantu pemerintah Indonesia untuk menyediakan vaksin Covid-19 di Indonesia.
Nantinya, vaksin Sputnik V ini akan digunakan di dalam program vaksinasi Gotong Royong yang dicanangkan oleh Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
"Vaksin Sputnik V ini telah digunakan di hampir 50 negara di seluruh dunia karena punya tingkat efikasi di atas 90%. Rencananya kami akan mengimpor antara 10-30 juta dosis vaksin Sputnik V di tahun 2021 ini,” ujar John, Senin (15/3).
Lalu berapa kisaran harga Vaksin Sputnik V ini?
"Berdasarkan perhitungan kami, mempertimbangkan harga dasar vaksin, biaya kemasan, biaya pengiriman ke Indonesia, biaya rantai dingin sampai ke masyarakat di seluruh Indonesia, harga Sputnik V akan berkisar Rp500 ribu per suntik. Ini di bawah dari rata-rata harga vaksin Covid-19," kata John.
Sementara itu untuk mendukung upaya pemerintah mensukseskan program vaksinasi gotong royong, John berharap agar BPOM dalam waktu dekat ini bisa mengeluarkan Emergency Use Authorization (EUA) terhadap penggunaan vaksin Sputnik V di Indonesia.
Fahrenheit juga terbuka untuk bekerjasama dengan perusahaan distribusi farmasi BUMN dan swasta untuk memastikan Sputnik V dapat terdistribusi dengan baik di Indonesia sesuai dengan keperluan & arahan KADIN untuk vaksinasi gotong royong.
Pihak RDIF siap membantu pemerintah Indonesia untuk menyediakan vaksin Covid-19 di Indonesia.
- Angka Rabies di Bali Masih Tertinggi di Indonesia Meski Vaksinasi Sudah Dilakukan
- Menkes Dorong Kemandirian Produksi Vaksin Dalam Negeri
- Menkes Sebut Virus Mpox atau Cacar Monyet Tidak Mengkhawatirkan seperti Covid-19
- Sebagian Besar Kasus Hepatitis Tidak Terdiagnosis, Deteksi Dini Penting Dilakukan
- WHO Tak Mendukung Vaksinasi Massal untuk Lawan Cacar Monyet
- Cegah DBD Berulang Melalui Gerakan 3M Plus dan Vaksinasi