Vaksin yang Ada Disebut Tetap Akan Lindungi Diri dari Varian Baru Corona, Tapi Kenapa Masih Bisa Tertular?

Vaksin yang Ada Disebut Tetap Akan Lindungi Diri dari Varian Baru Corona, Tapi Kenapa Masih Bisa Tertular?
Musisi Ariel Noah menjadi salah satu penerima vaksin COVID-19 yang pertama di kota Bandung. (Foto: Humas Kota Bandung)

Di Amerika Serikat dan Eropa, efikasi Pfizer mencapai angka 95 persen untuk mencegah penularan virus corona, tapi ini hanya bagi orang-orang yang belum pernah tertular sebelumnya.

Dalam laporan yang sama, AstraZeneca 76 persen efektif dalam mengurangi risiko penyakit bergejala setelah kedua dosis diberikan, dan nilainya 100 persen efektif menangkal penyakit parah.

Nilai efikasi vaksin Sinovac di Indonesia saat ini menunjukkan jumlah penurunan kasus penyakit pada kelompok yang divaksinasi dibandingkan yang tidak divaksinasi atau plasebo, menurut Guru Besar Fakultas Farmasi UGM, Prof DR Zullies Ikawati dalam laporan CNN Indonesia awal tahun lalu.

Hal yang sama pun dipahami oleh dr Denta.

"Jadi tidak bisa dibandingkan satu-satu angkanya … karena saat melakukan uji coba vaksin, ketika menyebutkan [vaksin Sinovac] 50 persen lebih efektif, itu 50 persen lebih efektif dibandingkan plasebo atau dibandingkan grup yang tidak diberi vaksin," kata dr Denta.

"Jadi bukan 50 persen lebih unggul daripada vaksin lain."

Artikel ini hanya informasi secara umum. Jika Anda membutuhkan saran medis lebih lanjut sebelum vaksin, silakan bertanya kepada dokter.


Bersama dr Kurniawan Satria Denta di Yogyakarta, kami mencoba menjawab pertanyaan soal vaksin dengan bahasa lebih mudah dipahami


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News