Vaksinasi Gotong Royong Bukan demi Untung, Sebaiknya Kimia Farma Berjalan Terus
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Aliansi Masyarakat Sipil untuk Indonesia Hebat (ALMISBAT) Hendrik D Sirait menyesalkan keputusan PT Kimia Farma menunda program Vaksinasi Gotong Royong.
Menurut Hendrik, tidak ada cukup alasan bagi BUMN farmasi itu menunda vaksinasi berbayar tersebut.
"Vaksinasi Gotong Royong seharusnya segera dilaksanakan sesegera mungkin, terutama untuk mempercepat herd immunity (kekebalan komunal, red) dalam rangka mengatasi perluasan paparan Covid-19 di masyarakat," ujar Hendrik melalui layanan pesan, Senin (12/7).
Mantan wartawan itu menjelaskan program Vaksinasi Gotong Royong akan menggunakan produk Sinopharm. Menurutnya, vaksin itu berbeda dengan yang dipakai untuk program vaksinasi gratis yang telah dijalankan pemerintah selama ini.
Kalaupun Kimia Farma memperoleh keuntungan dari Vaksinasi Gotong Royong, Hendrik menganggapnya sebagai hal wajar. Namun, dia menganggap keuntungan itu bukanlah hasil akal-akalan pada masa bencana.
Hendrik menegaskan tarif layanan Vaksinasi Gotong Royong telah ditetapkan dengan keputusan menteri kesehatan.
“Keuntungan itu justru bisa digunakan untuk mendukung program mengatasi pandemi Covid-19, bahkan menambah kuota vaksin yang akan digunakan bagi masyarakat," tuturnya.
Menurut Hendrik, upaya mengatasi pandemi memerlukan kerja sama semua pihak. Oleh karena itu, aktivis mahasiswa era 1998 tersebut mengapresiasi keinginan berbagai perusahaan maupun individu berpartisipasi dalam Vaksinasi Gotong Royong.
Ketua Umum ALMISBAT Hendrik D Sirait menyatakan tidak ada alasan yang cukup kuat bagi Kimia Farma untuk menunda Vaksinasi Gotong Royong.
- Usut Kasus Korupsi di Kemenkes, KPK Periksa Dirut PT Bumi Asia Raya
- Kasus Korupsi Proyek APD Covid-19, KPK Jebloskan Pengusaha Ini ke Sel Tahanan
- Korupsi Insentif Nakes RSUD Palabuhanratu, Polda Jabar Tangkap 3 Tersangka Baru
- Korupsi Pengadaan Masker Covid-19 di NTB, Kerugian Negaranya
- Menkes Sebut Virus Mpox atau Cacar Monyet Tidak Mengkhawatirkan seperti Covid-19
- Jilbab IKN