Vaping Jadi Masalah Besar di Australia, Mencari Solusinya Tidaklah Mudah

Professor Emily Banks dari Australian National University yang memimpin kajian global mengenai bahaya 'vaping' menyimpulkan jika keduanya memiliki kandungan nikotin.
"Kecanduan adalah risiko kesehatan yang signifikan dan nikotin adalah salah satu zat yang paling membuat kecanduan," katanya.
"Mereka yang memiliki kecanduan akan terjebak dalam dalam lingkaran yang tadinya sudah tidak ingin merokok, kemudian menjadi ingin merokok, memulai merokok lagi."
"Dan karena nikotin diproses dalam tubuh cepat sekali, orang-orang akan merasakannya berulang kali dalam sehari."
Dia mengatakan 'vaping' berbeda dibandingkan merokok dalam banyak hal, yang harus juga dilihat memiliki risiko tersendiri.
Satu 'vape' jenis sekali pakai bisa mengandung nikotin sebanyak 12 batang rokok.
Menurut Profesor Banks mengatakan penggunanya bisa merokok lebih cepat dibandingkan merokok rokok biasa.
Ia juga mengatakan walau 'vaping' lebih baik dibandingkan merokok, namun kekhawatiran utama adalah pengguna 'vaping' sekarang ini tidak memiliki riwayat merokok sebelumnya.
Vaping bisa jadi sebuah solusi dari kebiasaan buruk merokok, tetapi bisa juga dianggap sebagai krisis kesehatan publik saat ini.
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- ARVINDO Minta Perlindungan Pemerintah untuk Segmen Open System