Vaping Jadi Masalah Besar di Australia, Mencari Solusinya Tidaklah Mudah
Professor Emily Banks dari Australian National University yang memimpin kajian global mengenai bahaya 'vaping' menyimpulkan jika keduanya memiliki kandungan nikotin.
"Kecanduan adalah risiko kesehatan yang signifikan dan nikotin adalah salah satu zat yang paling membuat kecanduan," katanya.
"Mereka yang memiliki kecanduan akan terjebak dalam dalam lingkaran yang tadinya sudah tidak ingin merokok, kemudian menjadi ingin merokok, memulai merokok lagi."
"Dan karena nikotin diproses dalam tubuh cepat sekali, orang-orang akan merasakannya berulang kali dalam sehari."
Dia mengatakan 'vaping' berbeda dibandingkan merokok dalam banyak hal, yang harus juga dilihat memiliki risiko tersendiri.
Satu 'vape' jenis sekali pakai bisa mengandung nikotin sebanyak 12 batang rokok.
Menurut Profesor Banks mengatakan penggunanya bisa merokok lebih cepat dibandingkan merokok rokok biasa.
Ia juga mengatakan walau 'vaping' lebih baik dibandingkan merokok, namun kekhawatiran utama adalah pengguna 'vaping' sekarang ini tidak memiliki riwayat merokok sebelumnya.
Vaping bisa jadi sebuah solusi dari kebiasaan buruk merokok, tetapi bisa juga dianggap sebagai krisis kesehatan publik saat ini.
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata