Vaping Lebih Aman Daripada Rokok, Benarkah?

jpnn.com, JAKARTA - Setelah e-cigarettes pertama kali muncul pada tahun 2004, mereka dengan cepat menjadi alternatif populer bagi perokok.
Ini juga yang menjadikan salah satu alasan terus menurunnya penjualan rokok.
Sementara studi mengatakan bahwa vaping (mengisap vape) jauh lebih tidak berdampak pada kesehatan dibandingkan dengan merokok.
Para ahli juga memperingatkan bahwa studi jangka panjang masih belum bisa dijadikan kesimpulan yang solid karena alternatif tersebut hanya digunakan sedikit lebih dari satu dekade.
Namun, bukti yang berkembang dari penelitian menunjukkan bahwa kita baru saja mulai melihat konsekuensi potensial.
Pada tahun 2015, sebuah surat dari New England Journal of Medicine mengungkapkan keprihatinannya atas formaldehida, senyawa beracun yang ditemukan di uap yang diproduksi oleh e-cigarette.
Sementara peneliti masih mempelajari kaitannya dengan kanker, formaldehida diketahui menyebabkan iritasi pada kulit, mata, hidung dan tenggorokan.
Irfan Rahman, profesor Environmental Medicine di University of Rochester, memimpin penelitian pertama untuk menguji dampak e-rokok terhadap kesehatan mulut.
Sementara studi mengatakan bahwa vaping jauh lebih tidak berdampak pada kesehatan dibandingkan dengan merokok.
- Oyoy Godplant Makin Aktif di Dunia Bisnis, Kini Mulai Garap Industri Vape
- Selandia Baru Menuju Negara Tanpa Rokok 2025, Indonesia Juga Bisa
- Ajang Vape 5 Styles Berhadiah Rp 405 Juta, Buruan Ikutan!
- Pasar Meningkat, Pemain Baru Rokok Elektrik Bermunculan
- Mulai Bulan Depan, Vape Jadi Barang Haram di Vietnam
- FUEL Luncurkan Inovasi Terbaru, Liquid dengan Varian 'Ice Cream Series'