Veda Praxis dan DIGITS Unpad Ungkap Kesenjangan Implementasi GRC di Indonesia

Veda Praxis dan DIGITS Unpad Ungkap Kesenjangan Implementasi GRC di Indonesia
Veda Praxis dan DIGITS Unpad ungkap kesenjangan implementasi GRC di industri Indonesia. Foto: dok. Veda Praxis

jpnn.com, JAKARTA - Veda Praxis, konsultan implementasi Governance, Risk Management, and Compliance (GRC), bersama Pusat Studi Inovasi Digital/Center for Digital Innovation Studies (DIGITS) Universitas Padjadjaran, meluncurkan hasil studi berjudul "Studi Kesenjangan & Kebutuhan Strategis Implementasi GRC: Analisis Persepsi & Realita Implementasi GRC Lintas Industri".

Riset tersebut mengungkapkan bahwa meskipun kesadaran akan pentingnya GRC makin tinggi, banyak perusahaan di Indonesia masih menghadapi kendala dalam implementasi yang efektif.

"Meskipun kesadaran akan pentingnya GRC makin meningkat, banyak perusahaan masih bergulat dengan implementasi teknis, terutama dalam memenuhi regulasi baru yang terus berkembang,” ujar Hamzah Ritchi, Direktur DIGITS Unpad, dalam keterangannya, Rabu (18/9).

Dia menambahkan bahwa kesenjangan antara persepsi dan kenyataan ini dapat mempengaruhi keberlanjutan operasional dan kepatuhan terhadap standar industri.

Sementara itu, Wakil Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran, H. Sulaeman Rahman Nidar menyampaikan pentingnya peran akademisi dalam memperkuat GRC di industri.

"Kolaborasi antara industri dan akademisi sangat penting untuk mengatasi kesenjangan dalam implementasi GRC dan mendukung perkembangan yang lebih baik," tutur Sulaeman.

Hal ini menggambarkan pentingnya sinergi lintas sektor dalam mengatasi tantangan-tantangan implementasi GRC di Indonesia.

Dalam sesi panel diskusi, Citra Sukmadilaga, Ketua Program Studi Sarjana Akuntansi FEB Unpad, menyoroti tantangan budaya dan sumber daya manusia dalam penerapan GRC.

Veda Praxis dan DIGITS Unpad ungkap kesenjangan implementasi GRC di industri Indonesia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News