Verifikasi Parpol Gunakan Metode Sensus Sulit Terlaksana
Pram menyatakan, pihaknya akan mengomunikasikan hal tersebut kepada DPR. Menurut dia, KPU memiliki alasan untuk memilih kembali ke metode lama. ”Pertama, soal anggaran. Itu akan membengkak luar biasa,” tuturnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, perubahan dari sampling ke sensus membawa konsekuensi penambahan anggaran menjadi Rp 500–520 miliar. Sementara itu, anggaran yang dialokasikan hanya 350 miliar.
Selain anggaran, persoalan sumber daya manusia menjadi pertimbangan. Pram menjelaskan, saat ini jumlah SDM di tingkat kabupaten hanya terdiri atas 5 komisioner dan 17 staf.
Jika dilakukan perekrutan petugas tambahan, dibutuhkan dana. ”Jika dalam satu kabupaten ada 15 parpol dan masing-masing parpol menyerahkan 1.000 daftar anggota, gimana caranya 22 orang melakukan verifikasi terhadap 15 ribu orang itu?” tuturnya.
Padahal di sisi lain, waktu verifikasi faktual lapangan hanya sekitar dua pekan. (far/c6/fat)
Verifikasi keanggotaan partai politik dengan metode sensus sulit dilakukan karena selain kendala sumber daya, anggaran yang tersedia tidak cukup.
Redaktur & Reporter : Soetomo
- Wapres Membantah Istana Kepresidenan Terlibat Intervensi Verifikasi Parpol
- Bawaslu Tak Temukan Gangguan Verifikasi Faktual Perbaikan Partai Ummat di Sulut
- Sebelum Mediasi dengan Partai Ummat, KPU Lakukan Konsolidasi
- Ada Isu Hasil Verifikasi Parpol Dimanipulasi, KPU Tegaskan Ini
- Gugatan Diterima Bawaslu, PRIMA Tegaskan Siap Ikuti Verifikasi Faktual
- Tahapan Pemilu 2024 Dimulai Pertengahan Juni, Verifikasi Parpol Agustus