Veto Rusia-Tiongkok Bikin Marah Dunia
Senin, 06 Februari 2012 – 13:09 WIB
Rusia menilai draf resolusi itu sebagai langkah tak tepat dan bisa disalahartikan sebagai upaya penggulingan rezim Assad. Faknya, Damaskus merupakan satu-satunya sekutu Rusia di Timur Tengah (Timteng) dan konsumen utama ekspor senjatanya. Rusia juga punya pangkalan militer di Syria. Tepatnya, fasilitas logistic angkatan laut di Tartus, kota di Pantai Mediterania.
Baca Juga:
Sebelum pengambilan keputusan, Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergey Lavarov menyatakan bahwa resolusi tersebut terlalu banyak mengakomodasi tuntutan oposisi Syria. "DK PBB seharusnya tidak mencampuri urusan domestik anggotanya," ujarnya.
Veto Rusia dan Tiongkok itu langsung memicu amarah banyak negara di dunia. Dewan Nasional Syria (SNC), organisasi payung kelompok oposisi Syria, menganggap Moskow dan Beijing harus bertanggung jawab atas aksi pembantaian rezim Assad terhadap rakyatnya. "Langkah (veto) itu sama dengan memberi lisensi (izin) kepada rezim Syria untuk membunuh rakyat tanpa harus bertanggung jawab secara hukum," kata juru bicara SNC.
Reaksi keras juga muncul dari negara-negara Arab dan Barat terhadap veto Rusia dan Tiongkok. Dubes Amerika Serikat (AS) untuk PBB Susan Rice menyatakan terpukul dengan veto tersebut. "Pertumpahan darah yang bakal terus terjadi (di Syria) setelah ini adalah tanggung jawab mereka (Rusia dan Tiongkok)," kecam Rice dengan nada marah setelah sidang DK PBB. Dia menyebut darah rakyat Syria ikut tumpah di tangan Rusia dan Tiongkok.
NEW YORK - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) gagal membantu penyelesaian atas kekerasan dan krisis politik di Syria. Pasalnya, draf resolusi tentang
BERITA TERKAIT
- Prabowo Tegaskan Dukungan Indonesia untuk Kemerdekaan Palestina
- Raja Malaysia Beri Ucapan Selamat Kepada Prabowo: Tahniah Yang Mulia
- Raja Malaysia Beri Ucapan Selamat Kepada Prabowo: Tahniah Yang Mulia
- Ini 4 Faktor untuk Mencapai Visi Integrasi dan Konektivitas Subkawasan BIMP-EAGA
- Indonesia Dorong 4 Strategi Penguatan Kerja Sama Antar-Kepala Daerah BIMP-EAGA
- Drone dari Lebanon Menghantam Kediaman PM Israel Benjamin Netanyahu