Victor Yeimo Akhirnya Dibantar ke Rumah Sakit Dua Hari Setelah Perintah Pengadilan Terbit

Victor Yeimo Akhirnya Dibantar ke Rumah Sakit Dua Hari Setelah Perintah Pengadilan Terbit
Pengacara dan organisasi HAM Indonesia mendesak Pemerintah Indonesia untuk mengeksekusi penetapan pembantaran Victor Yeimo. (Foreign Correspondent: Greg Nelson ACS)

"Ini bukan penyakit sekadar flu atau batuk, ini adalah sebuah penyakit yang perlu mendapatkan penanganan serius dan segera," kata Wirya.

"Kalau pihak berwenang tidak segera memberikan akses kesehatan yang dibutuhkan bagi Victor Yeimo, hal ini bisa dianggap sebagai bentuk perlakuan yang buruk dan tidak manusiawi terhadap prisoner of conscience."

Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri mengatakan bahwa hak Victor selalu dipenuhi dalam tahanan, termasuk pemeriksaan kesehatan.

"Kondisi yang bersangkutan sebenarnya sehat-sehat saja," katanya ketika diwawancara Tribun Papua seminggu sebelum surat keterangan kesehatan Victor keluar (13/08).

Ia justru mengatakan bahwa Victor menolak permintaan pemeriksaan kesehatan yang ditawarkan padanya.

"Saya sebelum itu sudah melakukan langkah-langkah cepat sesuai dengan keinginan kelompok-kelompok yang mengatasnamakan hak asasi manusia. Saya sudah mengirim tim kesehatan dari Biddokes Polda Papua namun ditolak Victor," kata Mathius.

"Penanganan kasus Victor ini, setiap saat bila ada celah sekecil apa pun akan dimanfaatkan oleh kelompok yang berseberangan dengan bangsa."

Seruan intervensi PBB, negara, dan diplomat internasional

Menurut pengacara internasional Victor Yeimo, Veronica Koman, kondisi kesehatan kesehatan kliennya "buruk sekali hingga bisa meninggal kapan saja".

Aktivis yang dikenal mendukung kemerdekaan Papua Barat, Victor Yeimo dikabarkan sakit parah dan mulai dirawat inap di RSUD Jayapura kemarin (30/08).

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News