Video Buaya Mati yang Terjaring Pukat Hebohkan Warga Australia Barat

Ada empat kapal nelayan berlisensi yang bisa menggunakan teknik tersebut, tetapi Dewan Industri Perikanan Australia Barat (WAFIC) mengatakan, tak satupun dari mereka akan cukup ceroboh untuk memperangkap buaya dan meninggalkan pukat begitu saja.
Kepala eksekutif WAFIC, John Harrison, memperingatkan pihak-pihak yang menuduh para nelayan komersial lokal.
"Keyakinan kami, ini adalah jaring ilegal dan itu diletakkan oleh orang-orang yang seharusnya tak menggunakannya ... semua bukti yang kami miliki sampai saat ini adalah bahwa itu bukan pekerjaan seorang nelayan profesional," katanya.
Ia menambahkan, "Ini menjadi perhatian nyata dari kami bahwa operator ilegal bekerja di daerah tersebut, dan mereka tak memiliki tingkat profesionalisme yang sama. Jadi di-situlah investigasi perlu difokuskan."
Salah tangkapan tak terhindarkan
Menteri Perikanan di Australia Barat telah mengkonfirmasi bahwa sejak tahun 2008, lebih dari 30 buaya telah tewas karena pukat.
John mengatakan, hasilnya tidak ideal tapi itu tak bisa dihindari dalam upaya mengamankan pasokan baramundi dan salmon segar yang ditangkap dari laut, kepada para konsumen.
"Kami sangat nyaman dengan penggunaan pukat, itu adalah metode menangkap ikan yang efisien dan berkesinambungan," jelasnya.
Video buaya mati yang terjebak di dalam pukat atau jaring ikan, di Australia Barat, telah memicu perdebatan mengenai penggunaan pukat di wilayah
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia