Video Ical-Zalianty Bisa Rugikan Golkar
jpnn.com - JAKARTA - Pengamat Politik Indobarometer, M Qodari menilai beredarnya video plesiran Calon Presiden Partai Golkar, Aburizal Bakrie atau ical dengan Marcella Zalianty ke Pulau Maladewa suatu hal yang lumrah.
Namun bila dilihat dari momentum beredarnya video jelang Pemilihan Umum Legislatif dan Pemilihan Presiden, maka bisa merugikan bagi Ical (sapaan Aburizal Bakrie) maupun Golkar.
"Sebetulnya netral kegiatan (pelesiran) itu, tapi ada dua aspek yang bisa mempengaruhi. Pertama momentum sekarang mau Pemilu. Ini tergantung pemberitaan media kemana larinya," kata Qodari menanggapi video Ical di Maladewa, Jumat (20/3).
Menurutnya, video ini bisa jadi makanan empuk bagi lawan-lawan politik Partai Golkar maupun Ical sendiri. Namun karena videonya baru saja beredar, Qodari belum bisa memprediksi akan seperti dampaknya ke depan.
"Tapi konteks dan perkembangan berita akan pengaruhi, karena tergantung respon masyarakat. Kalau misalnya dianggap sesuatu yang biasa, gak akan berdampak apa-apa, kalau dipersepsikan sesuatu negatif bisa merugikan," tandasnya.
Dalam video yang berdurasi 3.22 detik itu merekam aktivitas Ical Wakil Ketua Komisi III, Azis Syamsuddin, dan dua perempuan saudara kandung yang merupakan aktris Indonesia, Marcella Zalianty dan Olivia Zalianty.
"Kita naik sea plane lagi Ziz," terdengar suara pria dari percakapan saat pesawat mereka sudah mau mendarat.
Di duga, pemilik suara itu adalah Ical dan Zis menunjuk pada Aziz Syamsuddin yang juga ketua DPP Golkar dalam video di Maladewa.
JAKARTA - Pengamat Politik Indobarometer, M Qodari menilai beredarnya video plesiran Calon Presiden Partai Golkar, Aburizal Bakrie atau ical dengan
- Nilai IKIP Kaltim Meningkat, Masuk Tiga Besar Nasional
- Yorrys Raweyai: DPD Akan Mengawal Proses Pembangunan PIK 2 Tangerang
- BPMK Lanny Jaya Diduga Potong Dana Rp 100 juta dari 354 Kampung
- Kipin Meraih Penghargaan Utama di Temasek Foundation Education Challenge
- Sri Mulyani: Setiap Guru adalah Pahlawan yang Berkontribusi Besar bagi Kemajuan Indonesia
- Kerugian Negara Hanya Bisa Diperiksa BPK, Ahli: Menjerat Swasta di Kasus PT Timah Terlalu Dipaksakan