Vier Abdul Jamal
Oleh: Dahlan Iskan
"Sekarang juga Anda ke bandara. Terbang ke negara mana saja yang bisa," ujar sang teman lagi. Itu tahun 2010. Sore hari.
Vier tahu apa yang akan terjadi. Sudah tiga bulan ia berurusan dengan polisi. Semula ia tenang-tenang saja. Ia tidak merasa bersalah. Sedikit pun. Tetapi ia juga tahu: pelapornya adalah orang kuat. Dari lingkungan tujuh naga.
Itu yang membuat Vier memilih kabur ke luar negeri: Singapura. Setahun di sana. Lalu ke Malaysia. Lima tahun di Malaysia.
Betapa mencekam hidup enam tahun dalam incaran interpol. Untung ada Maya. Cantik. Mampu. Maya-lah yang lantas mengendalikan usaha sang suami. Selama enam tahun Maya mondar-mandir Jakarta, Surabaya, Padang, Singapura, dan Kuala Lumpur.
Akhirnya Vier bisa melewati gelombang besar itu: 2016. Yakni setahun setelah yang melaporkan dirinya itu meninggal dunia: Jhonny Kesuma. Ia meninggal di Tiongkok dalam proses transplantasi hati.
Vier lantas berdamai dengan keluarga Kesuma. Ia kenal baik dengan dua orang anak almarhum. Juga masih terus menjalin hubungan.
"Sebenarnya Pak Kesuma tidak ingin mengadukan saya. Pak Kesuma ditekan partnernya," ujar Vier Minggu sore lalu.
Siapa partnernya itu?