Vier Abdul Jamal

Oleh: Dahlan Iskan

Vier Abdul Jamal
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

“Yang satu, belakangan masuk penjara dalam perkara investasi bodong Wahana Artha. Satunya lagi harusnya masuk interpol. Ia lagi sembunyi di Los Angeles," ujar Vier.

Sepulang ke Indonesia, Vier kembali aktif di pasar modal. The legend is back. Belakangan ini begitu banyak ia menangani IPO. Tahun kemarin saja ada 30 perusahaan yang IPO lewat kantornya. Itu berarti lebih separo dari yang IPO di pasar modal Jakarta.

Bagaimana Vier bisa melewati gelombang hidup yang begitu besar?

Mungkin karena Vier pernah menjadi nakhoda kapal. Ia sudah biasa berlayar mengarungi laut dan samudera. Ia memang lulusan akademi pelayaran Jakarta.

Saat kuliah, ia mengaku nakal. Tidak naik kelas. Tapi lulus terbaik di akhir pendidikannya.

Lalu Vier bekerja di perusahaan kapal Jepang. Beberapa tahun. Sampai menjadi chief engineer di kapal samudera. Sambil menabung. Gelombang laut adalah makanan hariannya di usia mudanya.

Tokoh inspirasinya pun kapten kapal: Kapten Rivai. Anda sudah tahu siapa tokoh besar itu: nakhoda KM Tampomas II. Kapten Rivai memang hero di tahun 1981.

Dalam peristiwa tenggelamnya KM Tampomas II itu sebenarnya Kapten Rivai bisa menyelamatkan diri. Dengan mudah. Kalau mau. Tetapi Kapten Rivai pilih menyelamatkan para penumpangnya. Sampai detik terakhir. Sampai ia sendiri memilih tenggelam bersama KM Tampomas II yang terbakar hebat di tengah laut ganas Masalembu.

Meski buron interpol, Vier Abdul Jamal tidak mendapat masalah di imigrasi. Inilah buron interpol yang bebas mondar-mandir Singapura-Malaysia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News