Vietnam Lebih Unggul, nih Datanya
Sedangkan di Vietnam, insentif pajak diterapkan lebih luas. Misalnya, tax exemption atau pengecualian pajak bebas selama 4 tahun, serta pengurangan pajak sebesar 50 persen selama 9 tahun. Pada 2015, dari sisi pajak penghasilan (PPh) badan, Indonesia dan Vietnam sama-sama mematok angka 25 persen. Namun, pada 2016 ini, Vietnam menurunkan tarif pajak perusahaan tersebut menjadi sebesar 20 persen.
Dengan berbagai keunggulan tersebut, tak mengherankan jika beberapa investor yang sempat melirik Indonesia, akhirnya menjatuhkan pilihan kepada Vietnam. Misalnya, saat raksasa industri Korea Samsung mengkaji pembuatan pabrik di Indonesia dan Vietnam. ''Akhirnya, Samsung pilih Vietnam,'' kata Rizal.
Keunggulan lain di Vietnam yang patut diwaspadai Indonesia adalah kemudahan investor untuk mendapatkan lahan. Dia menyebut, sistem negara Sosialis membuat pemerintah Vietnam lebih mudah membebaskan lahan, termasuk dengan menggusur pemukiman warga. Sementara di Indonesia, pembebasan lahan seringkali terkendala.
Apalagi, kata Rizal, Vietnam juga menjadi basis dari industri padat karya seperti tekstil maupun alas kaki, sama persis dengan Indonesia. Karena itu, ketika sebagian industri di Tiongkok melakukan relokasi, maka Vietnam dan Indonesia ada di daftar pertama tujuan mereka. ''Intinya, butuh banyak perbaikan untuk bisa bersaing dengan Vietnam,'' ucapnya. (owi)
JAKARTA - Deputi Bidang Kerjasama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian Rizal Afandi Lukman menyebut, Vietnam memang kompetitor utama Indonesia
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Gelar Rising Stars, Bank Saqu Rayakan Satu Tahun Perjalanan
- Gantikan Posisi Wulan Guritno, Chef Juna jadi Komisaris Independen PT Lima Dua Lima Tiga
- Kinerja BUMN Melesat di Tahun Ini, Dividen Tercapai 100% Senilai Rp 85,5 Triliun
- Pertamina Patra Niaga Regional JBB Sigap Atasi Kebocoran Pipa BBM di Cakung-Cilincing
- MR. DIY Bakal Melantai di Bursa, Tawarkan Saham Mulai Rp 1.650
- Bintang Sempurna Meraih 3 Penghargaan di Asian Print Awards 2024