Vina Setelah 8 Tahun: Cerita yang Belum Selesai
Bekerja di bawah tekanan publik
Saat dihadirkan polisi dalam konferensi pers pada 26 Mei lalu, Pegi Setiawan memotong Humas Polda Jabar yang sedang memberi keterangan.
"Saya izin bicara," kata Pegi.
"Tersangka nanti [bicara] di sidang di pengadilan," timpal Kombes Jules Abraham Abast.
"Saya tidak pernah melakukan pembunuhan itu, ini fitnah, saya rela mati," kata Pegi kepada awak media sambil digiring polisi.
Setelah pengakuannya itu, muncul sejumlah kesaksian yang menyebut Pegi Setiawan tidak berada di Cirebon saat Vina dan Eky dibunuh.
"Kedua orangtua Pegi dan teman kerjanya tahu bahwa saat kejadian Pegi berada di Bandung, dan mereka akan memberi kesaksian," kata Toni RM, pengacara Pegi, kepada ABC.
Lovina, peneliti dari Institite for Criminal Justice Reform (ICJR) mengatakan penyidik dan publik perlu mengantisipasi pernyataan Pegi sebagai potensi kasus salah tangkap, mengingat kasusnya sudah terjadi sejak tahun 2016 serta bantahan eksplisit dari tersangka.
Ia khawatir tekanan publik yang luar biasa pada kasus Vina justru membuat polisi tidak menyelidiki dan menindaknya dengan benar.
Kombinasi dari film yang laku, pemberitaan yang luas, serta tanggapan publik di media sosial, membuat kasus yang belum terpecahkan selama delapan tahun ini seolah bergerak cepat, tapi bukan berarti bisa segera diselesaikan
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Ombudsman Minta Polda Sumbar Ungkap Motif Kasus Polisi Tembak Polisi Secara Transparan
- AKP Dadang Iskandar Pembunuh Kasat Reskrim Polres Solok Selatan Terancam Dihukum Mati
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati