Vinda, Tatung yang Ingin seperti Agnes Monica
Sabtu, 23 Februari 2013 – 08:06 WIB
"Saya sebenarnya tak pernah menginginkan anak saya menjadi tatung. Sebab, saya sudah merasakan sendiri bagaimana rasanya tubuh dimasuki roh dewa. Berat dan sangat letih," ungkap Lina kepada wartawan Pontianak Post (Group JPNN) kemarin (22/2).
Tatung dalam bahasa Hakka adalah orang yang dirasuki roh dewa atau leluhur. Raga orang tersebut dijadikan alat komunikasi atau perantara antara roh leluhur atau dewa dengan masyarakat yang merayakan Cap Go Meh. Dengan menggunakan mantra dan mudra, roh dewa dipanggil ke altar, kemudian akan memasuki raga orang yang siap menjadi tatung.
Para dewa atau roh leluhur biasa dipanggil dengan kepentingan tertentu. Misalnya, melakukan pengobatan atau meminta nasihat yang dipandang perlu. Setelah kegiatan selesai, roh meninggalkan tubuh orang yang dimasuki.
Melihat "tugas" berat yang diemban tatung, orang tua Vinda pun tak menghendaki anaknya jadi media yang siap dirasuki roh dewa atau leluhur. Mereka menginginkan Vinda tumbuh normal seperti remaja pada umumnya. "Saya ingin dia menjadi gadis yang pandai membuat roti," sambung ibu Victor, Vitri, dan Vinda tersebut.
TAK semua orang bisa menjadi tatung, raga yang bersedia dimasuki roh leluhur saat upacara Cap Go Meh. Tapi, Vinda, remaja cantik asal ibu kota itu,
BERITA TERKAIT
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408
- Melihat dari Dekat Upaya Tanoto Foundation Membentuk Generasi Unggul di TSG 2024