Vinda, Tatung yang Ingin seperti Agnes Monica

Vinda, Tatung yang Ingin seperti Agnes Monica
Vinda hari ini siap menjadi tatung merayakan Cap Go Meh di Kota Singkawang. Foto: Shando Safela/Pontianak Post
"Saya sebenarnya tak pernah menginginkan anak saya menjadi tatung. Sebab, saya sudah merasakan sendiri bagaimana rasanya tubuh dimasuki roh dewa. Berat dan sangat letih," ungkap Lina kepada wartawan Pontianak Post (Group JPNN) kemarin (22/2).

Tatung dalam bahasa Hakka adalah orang yang dirasuki roh dewa atau leluhur. Raga orang tersebut dijadikan alat komunikasi atau perantara antara roh leluhur atau dewa dengan masyarakat yang merayakan Cap Go Meh. Dengan menggunakan mantra dan mudra, roh dewa dipanggil ke altar, kemudian akan memasuki raga orang yang siap menjadi tatung.

Para dewa atau roh leluhur biasa dipanggil dengan kepentingan tertentu. Misalnya, melakukan pengobatan atau meminta nasihat yang dipandang perlu. Setelah kegiatan selesai, roh meninggalkan tubuh orang yang dimasuki.

Melihat "tugas" berat yang diemban tatung, orang tua Vinda pun tak menghendaki anaknya jadi media yang siap dirasuki roh dewa atau leluhur. Mereka menginginkan Vinda tumbuh normal seperti remaja pada umumnya.  "Saya ingin dia menjadi gadis yang pandai membuat roti," sambung ibu Victor, Vitri, dan Vinda tersebut.

TAK semua orang bisa menjadi tatung, raga yang bersedia dimasuki roh leluhur saat upacara Cap Go Meh. Tapi, Vinda, remaja cantik asal ibu kota itu,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News