Virgin Australia Tambah Penerbangan untuk Pulangkan 4000 Penumpang di Bali
Maskapai Virgin Australia telah mengkonfirmasi pihaknya akan mengoperasikan penerbangan ekstra dari Bali untuk mencoba menerbangkan lebih dari 4.000 warga Australia yang terdampar akibat letusan Gunung Raung.
Sejumlah penerbangan telah dibatalkan selama seminggu terakhir karena abu vulkanik di atmosfer, yang menyebabkan ribuan penumpang terlantar di bandara Denpasar.
Sejumlah maskapai penerbangan, kini, telah kembali memulihkan layanan. Maskapai Virgin dan Jetstar Australia mengatakan, mereka akan menawarkan deposit untuk penerbangan di masa mendatang bagi penumpang yang gagal terbang.
Penumpang terdampar di Bandara Ngurah Rai Denpasar setelah abu vulkanik sebabkan penundaan penerbangan. (Foto: AFP, Riyanto)
Juru bicara Virgin, Danielle Keighery, mengatakan, 2.000 wisatawan telah kembali ke Australia selama 24 jam terakhir, dan penerbangan tambahan akan terus beroperasi esok, jika cuaca memungkinkan.
"Kami terus mempertimbangkan untuk menerbangkan sebanyak mungkin penumpang secepat yang kami bisa dan besok, kami akan menjadwalkan penerbangan ekstra lagi," ujarnya.
"Namun, gunung berapi ini terus meletus dan kondisi cuaca dapat berubah dengan cepat,” sambungnya.
Ia menerangkan, "Kami percaya kami punya lebih dari 4.000 penumpang yang gagal terbang ... itu butuh beberapa hari untuk mengangkut semuanya jika kami memiliki kondisi yang menguntungkan.”
Maskapai Virgin Australia telah mengkonfirmasi pihaknya akan mengoperasikan penerbangan ekstra dari Bali untuk mencoba menerbangkan lebih dari 4.000
- Jumlah Penularan Kasus HMPV Terus Bertambah di Tiongkok, Virus Apa Ini?
- Dunia Hari Ini: Facebook dan Instagram Akan Berhenti Menggunakan Mesin Pengecek Fakta
- Dunia Hari Ini: PM Kanada Justin Trudeau Mundur karena Popularitasnya Menurun
- Program Makan Bergizi Gratis Diharapkan Menyasar Anak Indonesia di Pedalaman
- Dunia Hari Ini: Etihad Batal Lepas Landas di Melbourne karena Gangguan Teknis
- Kabar Australia: Sejumlah Hal yang Berubah di Negeri Kangguru pada 2025