Virus Corona Merontokkan Harga Minyak Dunia
jpnn.com - Harga minyak jatuh pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), ini berlanjut dalam empat minggu berturut-turut, disebabkan meningkatnya kekhawatiran tentang kerusakan ekonomi dari virus corona.
Minyak mentah Brent untuk pengiriman Maret merosot 0,13 dolar AS, menjadi menetap pada 58,16 dolar AS per barel, dan turun sekitar empat persen selama minggu ini.
Harga sempat mendapat dukungan setelah Menteri Energi Rusia Alexander Novak, mengatakan Rusia siap untuk memajukan jadwal pertemuan OPEC dan sekutunya ke Februari, dari sebelumnya Maret.
Novak mengatakan dia sedang dalam diskusi dengan pemimpin OPEC Arab Saudi, dan bahwa negara-negara penghasil minyak akan membutuhkan beberapa hari lagi untuk menilai dampak dan memutuskan tanggal pertemuan.
“Kartel siap untuk bertindak lagi jika perlu tetapi dapat menerima kerugian jangka pendek untuk saat ini dengan harapan bahwa konsekuensi ekonomi tidak akan seburuk yang ditakuti orang dan (harga) akan bangkit kembali ke tingkat yang lebih dapat diterima dengan sendirinya,” kata analis pasar senior di OANDA, Craig Erlam.
Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret ditutup 0,58 dolar AS, lebih rendah menjadi 51,56 dolar per barel dan turun 4,8 persen minggu ini.
Selama sesi, WTI sempat merosot ke level 50,97 dolar AS per barel, terendah sejak awal Agustus.
Kedua harga acuan minyak telah meningkat lebih dari satu dolar AS per barel di awal sesi perdagangan.
Harga minyak jatuh pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), ini berlanjut dalam empat minggu berturut-turut, disebabkan meningkatnya kekhawatiran virus corona.
- Pentingnya Pelatihan BOSIET Bagi Pekerja Lepas Pantai
- Peneliti INDEF: Harga Pertamax Series Sudah Saatnya Dinaikkan
- DPR Dorong Pemerintah Perkuat Diplomasi untuk Perdamaian di Timteng
- Konflik Timur Tengah: Pemerintah Diminta Cari Alternatif Pasokan Minyak dari Negara Lain
- Menko Airlangga: Sampai Juni Harga BBM Tak Naik
- Waspadai Penularan Covid-19 Varian ERIS saat Nataru, Begini Gejalanya