Virus Corona Tak Kunjung Mereda, Pilkada Serentak Bakal Kena Imbasnya
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik dan pemilu Girindra Sandino memprediksi masuknya virus corona (COVID-19) ke Indonesia berpotensi mengganggu tahapan penyelenggaraan Pilkada Serentak 2020. Direktur eksekutif Indonesian Democratic Center for Strategic Studies (Idecenters) itu mengatakan, salah satu tahapan Pilkada Serentak 2020 yang bakal terkena imbas COVID-19 adalah kampanye terbuka.
"Bila penyebaran virus corona tidak juga mereda di Indonesia, bisa saja akan menganggu tahapan pilkada nantinya, terutama kampanye terbuka yang melibatkan massa banyak," ujar Girindra di Jakarta, Kamis (5/3).
Gigin -panggilan karib Girindra- mengungkapkan kekhawatirannya karena pasca-pengumuman tentang dua warga Depok, Jawa Barat terkena virus corona, kepanikan langsung terjadi di masyarakat. Salah satu yang terlihat adalah aksi borong bahan pangan di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.
“Artinya, memang penyebaran virus corona Ini sudah bikin masyarakat khawatir. Sementara sebentar lagi, masyarakat di 270 daerah akan mengikuti pilkada, salah satu tahapannya adalah kampanye terbuka yang melibatkan massa banyak," ucapnya.
Oleh karena itu Gigin menyarankan agar Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyiapkan langkah antisipasi. “Perlu dipikirkan langkah yang akan diambil jika sampai masa kampanye terbuka penyebaran Virus Corona tak juga mereda," katanya.
Gigin juga menyarankan agar KPU meniadakan kampanye terbuka pada Pilkada 2020. Tujuannya adalah meminimalisasi kemungkinan penyebaran virus corona.
"Akan banyak orang yang berinteraksi dalam ajang kampanye terbuka. Ini rawan sekali ada yang terpapar virus, jika ada satu orang saja yang terjangkit Corona," katanya.
Menurut Gigin, KPU justru bisa membuka ruang lebih luas dengan memanfaatkan teknologi informasi. Misalnya, lembaga penyelenggara pemilu itu bisa menyiapkan platform untuk berkampanye di media sosial.
Pengamat politik dan pemilu Girindra Sandino memprediksi masuknya virus corona (COVID-19) ke Indonesia berpotensi mengganggu tahapan Pilkada Serentak 2020.
- Waspadai Penularan Covid-19 Varian ERIS saat Nataru, Begini Gejalanya
- Dinkes Sumsel Minta 2.000 Vial Vaksin Sinovac ke Kemenkes
- Front Militan Ganjar-Mahfud: Neofeodalisme Harus Dilawan
- Kasus Korupsi di KPU Bengkalis Berkaitan dengan Pilkada 2020
- FBI Percaya Covid-19 Lahir di Fasilitas Milik China Ini
- Pemilu 2024, Momentum Penguatan Literasi Politik Rakyat