Virus Demam Babi Afrika Telah Menyebar Ke 22 Provinsi di China
Orang-orang di China yang sulit mengatasi virus yang cepat demam babi Afrika atau African Swine Fever (ASF). Lebih dari 600.000 babi telah dimusnahkan di 22 provinsi di negara itu sejak bulan Agustus.
Poin utama:
• Pihak berwenang melarang pemberian sisa-sisa makanan di dapur dan mengkarantina peternakan yang terkena dampak• Para pejabat setempat mengatakan wabah itu bisa dikendalikan pada bulan September ketika lima provinsi terkena dampak
• Ada kekhawatiran bahwa harga daging babi mungkin melonjak drastis pada tahun 2019 karena virus
Kementerian Pertanian dan Urusan Pedesaan mengatakan ada 87 wabah terkonfirmasi yang diidentifikasi di China, produsen daging babi terbesar di dunia.
Virus ini pertama kali terdeteksi di provinsi Liaoning timur laut dan kini telah mencapai peternakan di luar kota-kota besar seperti Shanghai dan Beijing.
Pemusnahan lebih dari 600.000 babi menjelang perayaan Tahun Baru Imlek, dan khususnya karena Zodiak Cina memasuki tahun babi, juga telah menimbulkan kekhawatiran tentang apakah daging babi akan kekurangan pasokan.
Diperkirakan ada sekitar 680 juta babi di China, yang menyumbang lebih dari separuh produksi daging babi dunia.
Tahun ini saja ada lebih dari 360.000 kasus global ASF di 19 negara, termasuk wabah besar di Rusia, Rumania, dan Pantai Gading.
Menurut Pusat Keamanan Pangan dan Kesehatan Masyarakat AS (CFSPH), walau virus ini tidak berbahaya bagi manusia, belum ada pengobatan yang ditemukan dan jenis virus tertentu memiliki tingkat kematian 100 persen pada babi.
- Dunia Hari Ini: Harvey Moeis Divonis Enam Setengah Tahun Penjara
- Australia Membutuhkan Pekerja Lepasan yang Cukup Banyak Menjelang Akhir Tahun
- Sebuah Gelombang Besar yang Menerjang Asia
- Dunia Hari Ini: Kebakaran Hutan Masih Ancam negara Bagian Victoria di Australia
- Dunia Hari Ini: 51 Pria Dijatuhkan Hukuman Atas Kasus Pemerkosaan Prancis
- Anggota Bali Nine Sudah Bebas dan Kembali ke Keluarga Masing-masing